JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, mengaku santai kembali menerima penolakan saat berkampanye.
Kali ini, beberapa warga Karet, Setiabudi, Jakarta Selatan, membentangkan spanduk penolakan saat Djarot berkampanye di sana.
"Itu bukan menghadang, biasa saja," kata Djarot, di Karet, Jakarta Selatan, Selasa (17/1/2017).
Selain itu, lanjut dia, sebagian besar warga RW 7, Kampung Jawa, Karet, tetap menerima kampanyenya.
Bahkan, Djarot diajak makan oleh warga setempat setelah melewati kumpulan orang yang menolaknya. Di sana, Djarot melahap nasi goreng dan mi goreng bikinan warga.
"Makanya enggak ada penghadangan. Kami lewat, enak saja, santai saja kok," kata Djarot.
(Baca juga: Penghadang Kampanye Djarot Kesal Dengar Relawan Berseru "Hidup No 2")
Sebelumnya, 15 orang yang mengaku warga Setiabudi membawa spanduk dan menghadang kampanye Djarot.
Tak ada orasi atau pun kalimat penolakan yang disampaikan orang-orang tersebut. Sebab, barisan polisi terlihat menghadang pengunjuk rasa yang mendekati Djarot.
Ada 5 spanduk yang terpasang di sana. Spanduk-spanduk tersebut ditulisi kalimat penolakan, yakni "Warga Setiabudi Menolak Gubernur Kafir", "Penghina Al Quran Perusak Persatuan Bangsa", dan "Tidak Ada Tempat bagi Penista Agama di Setiabudi".
(Baca juga: Pembubaran Pengobatan Gratis Saat Kampanye Djarot Jadi Temuan Panwaslu)
Kelompok orang yang menolak Djarot ini langsung membubarkan diri setelah berkoordinasi dengan polisi.
Adapun pada Pilkada DKI Jakarta 2017, Djarot mendampingi calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, yang berstatus terdakwa penodaan agama.