Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot Sebut Pasar Senen Sudah Tua dan Harus Dibangun Ulang

Kompas.com - 20/01/2017, 23:09 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, mengatakan Pasar Senen sudah seharusnya dibangun ulang. Djarot menuturkan, usia gedung Pasar Senen sudah tua dan sudah waktunya direvitalisasi.

"Pasar Senen ini kan pasar yang cukup legendaris ya, lama banget ya, memang sudah lama bangunannya. Nah maka perlu kemudian dibangun, direka ulang," kata Djarot, di kawasan Taman Sari, Jakarta Barat, Jumat (20/1/2017).

(Baca: Ada Asuransi Rp 116 Miliar untuk Kebakaran di Pasar Senen)

Djarot mengatakan, Pasar Senen harus didesain ulang mengikuti perkembangan zaman. Sebab, lanjut dia, Pasar Senen terletak stategis sehingga perlu direvitalisasi agar tak ditinggal pelanggannya.

Menurut dia, Pasar Senen mudah dijangkau oleh moda transportasi massal dan dekat dengan rumah susun. Di sisi lain, Djarot mengaku sudah berdialog dengan paguyuban pedagang di sana yang mengaku bersedia dipindahkan sementara di Blok V.

Selain itu, mereka disubsidi tidak perlu membayar sewa kios di lokasi relokasi karena pedagang merupakan korban kebakaran Pasar Senen yang terjadi pada Kamis (19/1/2017).

(Baca: 30 Jam Masih Ada Api, Ini Kesulitan Petugas Damkar Padamkan Kebakaran Pasar Senen)

Pendidikan penanggulangan kebakaran

Di sisi lain, Djarot mengingatkan pedagang untuk selalu berhati-hati dengan korsleting. Pengelola pasar dia imbau rutin mengecek secara berkala instalasi listrik.

Selain itu, kata Djarot, pemerintah juga wajib mengedukasi pedagang agar bisa memadamkan api dalam waktu singkat dengan alat pemadam kebakaran.

"Tapi saya dengar informasinya di Pasar Senen itu kebakarannya pagi sekali, sekitar jam 3 pagi. Kan saya begitu masuk ke sana 'waduh, ini lama kebakarannya', kenapa? Karena angin kencang banget," kata Djarot.

Mantan Wali Kota Blitar itu meyakini para pedagang di Pasar Senen sudah mengikuti asuransi. Dengan demikian, jika ada kejadian tak diduga seperti kebakaran ini, maka barang dagangan mereka dijamin asuransi.

"Sama seperti kesehatan, BPJS kan semacam asuransi ya. Begitu sakit dengan ada asuransi seperti itu, maka dia akan terbantu," kata Djarot.

Kompas TV Terulangnya Kebakaran di Pasar Senen
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com