JAKARTA, KOMPAS.com - Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi mengatakan, pihaknya masih berusaha membebaskan lahan untuk jalan layang non-tol (JLNT) bus Transjakarta Koridor XIII rute Tendean-Ciledug. Pembebasan lahan yang masih terkendala berada di kawasan Pesanggrahan.
Tri menjelaskan, kendala pembebasan lahan itu disebabkan karena warga tak setuju dengan harga appraisal yang ditawarkan. Tri menyampaikan akan terus melakukan pendekatan terhadap warga agar pembebasan lahan tak menghambat pengerjaan proyek tersebut.
"Kendalanya pembebasan lahan saja, tinggal di daerah Pesanggrahan. Selain itu semuanya selesai. Ya kami akan bayar kan kemarin harga saja belum pas," ujar Tri di Kantor Wali Kota Jakarta Selatan, Rabu (8/2/2017).
(Baca: Menyusuri Koridor XIII Ciledug-Tendean dengan Motor (3))
Terlepas dari permasalahan pembebasan lahan, Tri menjelaskan pengerjaan proyek tersebut telah mencapai 90 persen. Dia menyampaikan JLNT Ciledug-Tendean ditargetkan bisa digunakan pada Agustus 2017.
"Ciledug-Tendean sudah 90 persen. Diperkirakan Agustus 2017 difungsikan," ujar Tri.
(Baca: Ini Rekayasa Jalan untuk Hindari Kemacetan Dampak Pembangunan Jalan Layang Tendean-Ciledug)
Sementara itu, Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Yusmada Faizal menargetkan JLNT Tendean-Ciledug beroperasi pada Juni 2017.
"Ditarget beroperasi Juni 2017 dan diharapkan menjadi kado ulang tahun Jakarta," kata Yusmada di Kantor Bina Marga, Jakarta Pusat, Senin (9/1/2017).
Adapun pengerjaan fisik proyek jalan layang bus Transjakarta koridor XIII telah dilakukan sejak 2015. Pembangunan jalan layang sepanjang 9,4 kilometer dengan lebar 9 meter yang dibangun dua lajur tersebut dibagi menjadi delapan paket proyek.
(Baca: Hadiah HUT Jakarta, Jalan Layang Koridor XIII Beroperasi Juni 2017)