Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Anies-Sandi Minta KPU DKI Atur Penggunaan Hak Suara dengan Suket

Kompas.com - 27/02/2017, 09:36 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim pemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno memuji kinerja KPU DKI selama pelaksanaan putaran pertama Pilkada DKI 2017. Namun, mereka juga memberikan sejumlah evaluasi untuk perbaikan KPU DKI pada putaran kedua.

"KPU DKI harus menjelaskan kepada kami tentang penambahan DPTb (Daftar Pemilih Tambahan) yang melonjak. Asalnya kan ada dua ya, ada yang mencoblos dengan e-KTP dan ada yang dengan surat keterangan, nah ada berapa masing-masing itu," ujar Serektaris tim pemenangan Anies-Sandi, Syarif, kepada Kompas.com, Senin (27/2/2017).

KPU DKI juga diminta untuk mengevaluasi waktu pendaftaran dan pencoblosan bagi warga yang masuk dalam DPTb. Mereka merupakan pemilih yang menggunakan surat keterangan atau KTP elektronik.

Syarif mengatakan, mereka memang harus menggunakan hak suaranya pada satu jam terakhir sebelum TPS tutup, yaitu pukul 12.00 WIB hingga 13.00 WIB. Namun, seharusnya mereka bisa mendaftar sebelum pukul 12.00 WIB sehingga bisa terlayani seluruhnya.

"Kemarin yang tidak terdaftar dalam DPT, dia datang pukul 12.00 WIB dan harus antre panjang, begitu pukul 13.00 WIB, enggak bisa dilayani lagi," ujar Syarif.

Kemudian, Syarif juga berharap agar KPU DKI segera membuat aturan tentang cuti kampanye untuk petahana. Syarif juga menyarankan kepada KPU DKI untuk memperbaiki data dengan melakukan pencocokan dan penelitian kembali.

KPU DKI sudah merampungkan rekapitulasi suara tingkat provinsi pada putaran pertama Pilkada DKI 2017. Secara keseluruhan, kata Syarif, mereka menerima hasil rekapitulasi itu.

"Kami menerima hasil penghitungan dan menghargai kinerja KPU DKI yang sudah on the track, profesional, dan menjaga netralitas," ujar Syarif.

Kompas TV KPUD DKI Jakarta sudah mengumumkan hasil rekapitulasi suara dari form c1 di situsnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com