Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandi Anggap Hasil Survei Median sebagai Masukan

Kompas.com - 06/03/2017, 17:01 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


DEPOK, KOMPAS.com -
Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, akan menjadikan hasil survei terbaru dari Lembaga Media Survei Nasional (Median) sebagai masukan guna menghadapi Pilkada DKI 2017 putaran kedua.

Menurut Sandi, hasil survei dari Median menjadi masukan bagi timnya selain survei internal yang sejauh ini rutin dilakukan.

"Ada sebuah masukan bagi tim. Karena median ini juga dipakai sebagai sebagai referensi dari beberapa lembaga. Apalagi ini survei pertama setelah 15 Februari," kata Sandi, saat ditemui di area Rakornas PKS di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Senin (6/3/2017).

Berdasarkan hasil survei terbaru Median terkait Pilkada DKI 2017 putaran kedua, elektabilitas pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno sebesar 46,3 persen.

Angka tersebut lebih tinggi dari pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat sebesar 39,7 persen.

Adapun 14 persen responden lainnya menyatakan belum memutuskan (undecided). Menurut Sandi, persentase elektabilitas yang dimilikinya saat ini sudah jauh melesat ketimbang saat masa-masa awal dia mensosialisasikan diri ke masyarakat.

Sandi mengaku masih mengingat saat salah seorang konsultan politik menyarankannya untuk tidak terjun ke dunia politik karena elektabilitas yang terlalu rendah. Sandi menyebut saat itu hasil survei yang dilakukan tim internalnya menyebutkan elektabilitasnya hanya 0,8 persen.

"Saat itu saya disarankan untuk mencari bidang lain, tidak di politik karena hampir dipastikan tidak ada peluang. Apalagi melawan super gubernur," ujar Sandi.

Namun demikian, Sandi mengaku melihat celah untuk bisa mengalahkan Ahok. Karena dari survei yang dilakukan timnya, disebutkan banyak warga yang mengeluhkan sulitnya mendapatkan lapangan pekerjaan.

Hal itulah yang disebut Sandi membuatnya mulai menyusun konsep program One Kecamatan One Center Enterpreneurship (OK-OCE).

"Jadi program rumah DP 0 persen, OK-OCE semua ini berbasis data," ujar Sandi.

(Baca: Alasan Warga Pilih Anies-Sandi Berdasarkan Survei Median)

Dari hasil survei yang dilakukan Median, disebutkan bahwa ada beberapa hal yang membuat suara untuk Ahok-Djarot kini turun ketimbang survei Median sebelumnya. Salah satunya adalah suara pemilih Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni yang beralih lebih banyak dukung Anies-Sandiaga.

"Dari total responden, ada 13 persen yang pada putaran pertama mengaku pilih Agus-Sylvi. Saat kami tanyai lagi, siapa yang akan mereka pilih di putaran kedua, 35 persen atau satu per tiga dari 13 persen itu pilih Anies-Sandiaga, dilanjutkan 10 persen pilih Ahok-Djarot, sedangkan 55 persen selebihnya belum menentukan pilihan," kata peneliti Median, Rico Marbun, saat merilis hasil survei bertajuk "Memahami Peta Kompetisi Putaran ke-2 Pilgub DKI".

Responden dalam survei itu sejumlah 800 warga DKI Jakarta yang mempunyai hak pilih. Survei dilakukan pada 21-27 Februari 2017, dengan margin of error sebesar plus minus 3,4 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Peneliti menentukan sampel dalam survei ini dengan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi di seluruh kotamadya di Jakarta dan faktor gender. Sumber pendanaan survei berasal dari dana mandiri pihak Median.

Kompas TV Melalui rapat pleno yang di gelar Sabtu malam (5/3), Komisi Pemilihan Umum provinsi DKI Jakarta menetapkan, 2 pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, berhak mengikuti putaran kedua pilkada DKI Jakarta. Apa saja hasil dari rapat pleno tersebut? Kita bahas bersama Komisioner KPU DKI Jakarta, Dahlia Umar dan pengamat komunikasi politik, Lely Arianie.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com