Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Pedofilia, Orang Tua Diimbau Awasi Anak Buka Media Sosial

Kompas.com - 21/03/2017, 16:43 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Asrorun Ni'am Sholeh, mengemukakan bahwa akses ke tayangan pornografi yang terlalu mudah menjadai salah satu alasan seseorang bisa menjadi pelaku pedofilia. Pergaulan yang tidak dibatasi juga telah membuat seseorang bergaul dengan lingkungan yang tidak benar.

"Pada prinsipnya orang memiliki potensi baik. Tapi bisa jadi jahat karena berbagai faktor," kata Asrorun di Kantor KPAI, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (21/3/2017).

Asrorun mengatakan, seorang pelaku dengan kondisi kelainan psikologis tidak menjadi pembenar untuk melakukan kejahatan seksual terhadap anak dan lalu bebas dari hukuman.

"Artinya, kalau ada orang melakukan tindak kejahatan terhadap anak dan kemudian diidentifikasi dia pedofil, penyuka sesama jenis atau anak-anak, tidak serta merta dia dibebaskan atau direhab," kata Asrorun.

"Tetap dilakukan mekanisme hukum untuk kepentingan penjeraan. Lalu jika nanti sudah selesai proses hukumannya, silahkan diproses medis," ujar Asrorun.

Asrorun menambahkan, kendurnya pengawasan orangtua terhadap anak, antara lain terhadap penggunaan gadget serta akses ke media sosial, telah membuat anak rentan jadi korban pedofilia. Orang tua, lanjut Asrorun, harus memberikan pemahaman kepada anak soal norma-norma yang boleh dan tidak boleh dilakukan di media sosial.

Orang tua juga harus mengajarkan anak bahwa tidak semua konten yang ada di media sosial itu baik. Orang tua harus mengajari anak agar tidak gampang percaya terhadap perkenalan instan di media sosial.

"Kadang kita senang lomba banyak-banyakan follower dan teman tanpa kita tahu karakteristik media cyber bisa gunakan apa saja dan bisa menggunakan identitas apa saja tanpa ada mekanisme pengawasan memadai," ujar Asrorun.

Polda Metro Jaya membongkar tindak kekerasan seksual terhadap anak oleh komunitas pedofil yang tergabung di grup Facebook "Official Candy's Groups". Kapolda Metro Jaya, Irjen Mochamad Iriawan, sebelumnya menyampaikan, grup tersebut adalah komunitas pedofil yang saling berbagi konten pelecehan dan pencabulan terhadap anak-anak.

Polisi telah mengamankan empat orang administrator grup itu. Anggota yang mengirimkan foto tindak kejahatannya kepada admin grup Facebook tersebut diberi Rp 15.000 setiap kali ada yang mengklik foto itu.

Konten yang termuat dalam grup tersebut antara lain foto bagian tubuh anak dan foto anak dicabuli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com