JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, pihak yang menentukan demokrasi berjalan dengan baik pada Pilkada DKI Jakarta bukanlah pihak yang menang, melainkan pihak yang kalah. Anies menganalogikan hal tersebut dengan permainan sepak bola.
"Kayak pertandingan sepakbola, itu kalau sudah selesai, pertandingannya baik, ya semuanya terima hasilnya. Tapi kalau selama pertandingan kelihatan ada lucu-lucuan, apalagi kasar, orang akan enggak terima," ujar Anies dalam diskusi bersama Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) di Gedung Dewan Pers, Jakarta Pusat, Rabu (22/3/2017) malam.
Anies mengatakan, demokrasi di DKI Jakarta saat ini masuk ke tahap perlunya melihat situasi apakah demokrasi akan berjalan baik atau tidak. Jika nantinya pihak yang kalah dapat menerima hasil Pilkada, maka pesta demokrasi di DKI Jakarta ini akan berjalan baik.
"Pihak yang kalah itu yang menentukan apakah demokrasi terkonsolidasi atau tidak. Kalau yang kalah menyatakan, 'Saya tidak mau terima, saya akan proses terus', itu enggak selesai-selesai," kata dia.
Anies mengatakan, pilkada di Indonesia secara keseluruhan sudah berjalan baik. Demokrasi melalui proses elektoral atau voting oleh seluruh rakyat yang sudah berjalan cukup membanggakan.
"Indonesia sudah beberapa kali pilkada dan menurut saya ini adalah kesempatan bagi Indonesia untuk menyampaikan kepada dunia bahwa demokrasi kita makin hari makin terkonsolidasi," kata Anies.
Pada Pilkada DKI Jakarta 2017, Anies berpasangan dengan calon wakil gubernur Sandiaga Uno. Mereka berhadapan dengan pasangan calon petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat pada putaran kedua.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.