Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa yang Diuntungkan dari Isu Intoleransi pada Pilkada DKI?

Kompas.com - 23/03/2017, 20:51 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Populi Center, Usep S Ahyar menilai, pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, menuai keuntungan dari isu intoleransi yang berhembus dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Menurut dia, meski pasangan Anies-Sandiaga menyatakan mereka multikurtural, mereka tetap diuntungkan.

Soalnya, saat ini lawan politiknya, calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, tengah menghadapi kasus dugaan penodaan agama.

"Apalagi lawan politiknya rawan sekali diserang dengan politik identitas. Kalau kita lihat sekarang lebih menguntungkan paslon nomor tiga," ujar Usep dalam sebuah diskusi di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (23/3/2017).

Namun peniliti dari Setara Institut, Bonar Tigor Naispospos menilai, tidak ada pasangan calon yang diuntungkan dari merebaknya isu intoleransi pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Dia justru melihat isu intoleransi itu menguntungkan kelompok non-parlemen tertentu. Namun, dia tidak menjelaskan siapa kelompok non-parlemen yang diuntungkan itu.

"Saya katakan dua-duanya tidak mendapatkan keuntungan. Meskipun pasangan nomor 3 membiarkan dan melakukan pendiaman karena mereka merasa enjoy," ucap dia.

"Yang untung sesugguhnya kelompok non-parlemen tadi. Mereka akan terus terlibat dalam proses politik di Indonesia kalau tidak distop. Mereka akan masuk terus. Harus distop," sambung dia.

Bonar menyarankan pemerintah agar mengambil langkah tegas dalam menangani isu intoleransi. Jika tidak segera ditanggulangi akan menyebabkan perpecahan di masyarakat.

"Negara harus menegakan hukum demi menjaga bangunan sosial ini," kata Bonar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com