Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayinya Meninggal di RS, Ibu Ini Laporkan Dokter di Bekasi ke Polisi

Kompas.com - 28/03/2017, 15:18 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang dokter spesialis anak berinisial AO yang bekerja di Rumah Sakit MM, Kota Bekasi, dilaporkan ke Polda Metro Jaya pada Selasa (28/3/2017). Dokter AO diduga lalai saat menjalani tugasnya sehingga menewaskan seorang bayi bernama Dania Maudy Cendana Purba yang baru berusia 3 bulan.

Ibu Cendana, Ira Rahmawati (30), mengatakan, dugaan kelalaian oleh dokter AO tersebut terjadi pada 6 November 2015 lalu. Pada 6 November siang, Ira membawa bayinya ke rumah sakit karena demam dan tidak mau minum sejak pagi.

Ira langsung membawa anaknya ke ruang rawat jalan dan bertemu dokter AO yang menyarankan untuk dirawat inap.

Tak sampai satu jam setelah masuk ke ruang rawat inap, kondisi Cendana tiba-tiba memburuk, bibirnya membiru. Ira langsung menekan tombol emergency (darurat).

 

Baca: Seorang Bayi Meninggal akibat Tersedak Pisang

Perawat yang datang langsung memberikan oksigen dan memanggil dokter AO. Dokter tersebut meminta perawat mengambil alat sedot karena Cendana diduga tersedak sesuatu di dalam tenggorokannya.

Karena alat sedot tersebut tak kunjung datang, Ira yang juga bidan di rumah sakit itu meminta anaknya disedot manual, namun tidak berhasil. Setelah itu, perawat datang membawa alat sedot tersebut.

"Alat ready, pas disedot dapatlah itu lendir, kondisinya yang tadinya biru sudah mulai memerah kembali. Dan dokter AO ini menyarankan untuk dirujuk," ujar Ira seusai melapor di Mapolda Metro Jaya, Selasa.

Ira menyebut langsung menyetujui saran dokter AO. Namun, pihak rumah sakit tidak segera memberikan rumah sakit rujukan mereka. Setelah dokter AO meninggalkan ruang rawat, kondisi anak kedua dari tiga bersaudara tersebut kembali memburuk.

Baca: Di Daerah Ini, 1 Bayi Meninggal Setiap Pekan

Ira berlari ke ruang UGD dan memanggil dokter jaga. Dokter jaga langsung meminta perawat untuk menyiapkan alat emergency. Alat emergency yang dibawa perawat itu tidak lengkap karena tidak ada sungkupnya.

"Saya yang bekerja di situ juga, langsung lari ke ruang perawatan ngambil sungkup yang dibutuhkan anak saya. Sambil menuju ke kamar saya coba rakit, saya kasih ke dokternya, dokternya minta izin ke kami untuk melakukan nafas buatan. Dicoba nafas buatan dan dokter meminta izin lagi untuk memasang alat bantu nafas, kami mengiyakan," kata Ira.

Belum sempat alat bantu nafas tersebut terpasang, dokter I yang pernah merawat Cendana saat sakit sebelumnya langsung mengambil alih perawatan dan menyarankan untuk dirujuk ke rumah sakit lain.

Namun, karena kondisi Cendana semakin memburuk, dokter I langsung membawanya ke ruang i-care di rumah sakit tersebut. Namun, kondisi Cendana tidak tertolong dan meninggal di ruang i-care.

 

Baca juga: Dokter Inggris Dihukum karena Malpraktik Saat Bedah Buah Zakar

Ira mengatakan, dokter AO yang menangani Cendana diduga lalai karena terlambat menyiapkan alat saat emergency.

Halaman:


Terkini Lainnya

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com