Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Megawati yang Terus Jadi Ketum PDI-P dan Keinginan Pensiun

Kompas.com - 30/03/2017, 21:47 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri mengungkapkan keinginannya untuk pensiun dari dunia perpolitikan. Hanya saja, hingga kini dia masih menduduki posisi tertinggi di partai politik berlambang banteng moncong putih tersebut.

Pasalnya, kata dia, keinginannya itu terhambat regenerasi dan akar rumput PDI-P yang menginginkan Megawati tetap menjadi ketua umum.

"Saya berkata pada diri saya, mereka itu kok enggak kapok-kapok? Saya sebetulnya sudah dari tahun lalu sudah ingin pensiun, karena tidak mudah. Apalagi seorang wanita menjadi ketua umum partai di republik ini," kata Megawati, dalam sambutannya dalam peresmian Kantor DPP Banteng Muda Indonesia, di Jalan Cianjur, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (30/3/2017).

Baca: Megawati: Ahok, Sudahlah Jangan Cerewet

Selain itu, Megawati juga mengungkapkan, adanya kader partai yang mempertanyakan perihal dirinya yang terus menjadi nominasi calon tunggal ketua umum PDI-P. Hal ini terus terulang kembali setiap penyelenggaraan Kongres PDI-P.

"Orang mengatakan masa Bu Mega terus (yang dicalonkan menjadi ketum), saya bilang terserah," kata Megawati.

Pada kesempatan itu, ia juga menjelaskan pemilihan ketua umum dalam kongres PDI-P dipilih mulai dari suara masyarakat terbawah.

Kemudian dikerucutkan ke anak ranting, pengurus anak cabang (PAC), dewan pimpinan cabang (DPC), dan seterusnya. Dia menegaskan tak pernah bermain uang demi menduduki posisi ketua umum.

Baca: Di Depan Relawan Ahok, Megawati Curhat soal Dikalahkan SBY di Pilpres 2004

"Suara datang dari rakyat dan kami edarkan (surat) formulir, siapa saja (pilihan kader untuk menjadi ketua umum)," kata Megawati.

Presiden kelima Republik Indonesia tersebut juga mengajak generasi muda menjadi anggota dan aktif di partai politik. Setelah itu, mengikuti dan memahami anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD-ART) partai.

Di sisi lain, Megawati mempersilahkan kader yang tidak mau mengikuti aturan AD-ART, untuk keluar dari PDI-P.

"Kalau enggak suka dengan PDI-P, monggo (keluar) baik-baik saja dan mengembalikan kartu anggota. Lalu ya keluar saja," kata Megawati.

Selain Megawati, peresmian Kantor DPP Banteng Muda Indonesia juga dihadiri oleh sejumlah pengurus DPP PDI-P. Antara lain Erico Sotarduga, Prasetio Edi Marsudi, Djarot Saiful Hidayat, dan Nazzarudin Kiemas.

Kompas TV Megawati Sambangi Rumah Lembang Ahok-Djarot
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat di Pilkada 2024

PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat di Pilkada 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com