Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Perwira Polisi Diduga Tampar Buruh, Mapolda Metro Jaya Didemo

Kompas.com - 10/04/2017, 18:12 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Belasan buruh mendemo Polda Metro Jaya meminta pencopotan Kasat Intel Polres Metro Tangerang Kota AKBP Danu Wiyata, Senin (10/4/2017).

Di depan pintu keluar Mapolda Metro Jaya, mereka mengangkat poster dan spanduk yang mengecam aksi dugaan penamparan Danu terhadap Emilia Yanti, buruh perempuan yang berunjuk rasa pada Minggu (9/4/2017).

Lima orang perwakilan, termasuk Yanti, diizinkan masuk ke Mapolda Metro Jaya untuk membuat laporan di Propam Polda Metro Jaya. Yanti mengatakan telah bertemu Kabid Propam Polda Metro Jaya dan disampaikan bahwa Danu dicopot dari jabatannya.

"Mereka menerima laporan kita untuk memperkuat bukti-bukti, keputusan, dan kebijakan yang diambil Kabid Propam, itu mereka minta ada kronologi, siapa saja, bagaimana peristiwa sebelum terjadinya penamparan," kata Yanti di Mapolda Metro Jaya, Senin (10/4/2017).

Yanti menuturkan Minggu (9/4/2017) pagi itu, pihak kepolisian mempermasalahkan aksi unjuk rasa yang mereka lakukan di depan Kantor Wali Kota Tangerang. Padahal mereka rutin melaksanakan aksi tiap car free day selama setahun terakhir.

Yanti awalnya menduga mereka akan ditangkap, namun Danu justru berargumen dengannya. Komunikasi antar keduanya cukup alot, hingga tiba-tiba tangan Danu melayang di pipi Yanti.

"Ketika dia menampar saya, saya bilang, 'eh kamu menampar saya, saya akan laporkan', 'Silahkan, mana saya ada nampar, saya tidak ada nampar kamu, saya hanya mengalangin mulut kamu muncratan ludah kamu', karena saya kan terus nyerocos," kata Yanti.

Baca: Polisi Tampar Buruh Perempuan, Kapolres Tangerang Minta Maaf

Usai insiden itu ramai di media sosial, Danu berusaha bertemu dengan Yanti untuk meluruskan masalah. Melalui Kapolres Metro Tangerang Kota, Danu juga sudah menyampaikan permintaan maafnya yang disiarkan media.

Namun Yanti melihat itu tidak cukup. Ia mengatakan arogansi kepolisian terhadap pengunjuk rasa adalah masalah instansi dan bukan masalah personal.

"Baiknya bagaimana serius Propam maupun Polda dan Polri memperbaiki attitude supaya punya etika menghadapi protes buruh, kalau itu melanggar enggak apa-apa, tapi kami merasa tidak melanggar," kata Yanti.

Kompas TV Polisi dan Pendemo Terlibat Bentrokan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com