Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Nilai Saya Mulai Turun Gara-gara Pengosongan Rumah..."

Kompas.com - 25/04/2017, 16:21 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengosongan rumah warga Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur, secara paksa oleh Kodam Jaya yang diadukan ke Komnas HAM tak hanya dihadiri oleh orangtua.

Anak-anak juga turut hadir dan memberikan testimoni mereka saat audiensi di Kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (25/4/2017). Vanness (13), siswa Kelas VII MTs Negeri 18 Jakarta, menceritakan kegiatan dia pasca-rumah neneknya turut dikosongkan.

Dia yang kini tinggal di sebuah ruko di Cinere, Depok, bersama nenek dan saudaranya harus menempuh perjalanan jauh dari tempat tinggal ke sekolah. Pada saat rumah neneknya dikosongkan paksa, Vanness menyebut buku-bukunya berserakan.

"Besoknya (setelah pengosongan), saya ada ulangan, tidak sempat belajar karena buku saya kesempil-sempil. Di situ nilai saya mulai turun gara-gara pengosongan rumah," ujar Vanness.

Karena kini tinggal di Cinere, Vanness harus berangkat ke sekolah pukul 05.00 WIB dan baru pulang pukul 20.00 WIB. Dia pun mengaku kurang istirahat. Vanness berharap bisa kembali tinggal di rumah yang telah dikosongkan itu.

"Saya cuma mau minta tolong rumah saya dikembalikan karena Ruko Cinere ke sekolah saya jauh. Saya kurang istirahat, di sekolah saya suka capek, jadi belajarnya kurang fokus," kata Vanness.

Sepupu Vanness, Dimas, juga menyampaikan hal yang sama. Dia yang satu rumah bersama Vanness harus berangkat pagi ke sekolahnya di SMP 251 Jakarta dan baru pulang pada malam hari.

"Rumah saya jadi jauh, saya harus berangkat pagi, pulang malem, kurang istirahat. Nilai saya pada turun," ucap Dimas.

Baca: Rumah Dikosongkan Kodam Jaya, Warga Cijantung II Mengadu ke Komnas HAM

Tidak banyak hal yang disampaikan Dimas. Dia terus terisak saat hendak menceritakan kegiatan sekolahnya pasca-pengosongan rumah. Orangtua Dimas menyebut, Dimas yang menyaksikan langsung proses pengosongan rumah secara paksa itu masih mengalami trauma.

Komisioner Anggota Komnas HAM Maneger Nasution mengatakan, Komnas HAM akan mengupayakan trauma healing bagi anak-anak yang mengalami trauma akibat pengosongan rumah tersebut.

"Hak untuk anak yang sedang sekolah untuk trauma healing akan menjadi rekomendasi Komnas," ujar Maneger seusai audiensi.

Warga Cijantung II sebelumnya mengadu ke Komnas HAM karena rumah mereka dikosongkan secara paksa oleh Kodam Jaya. Pengosongan rumah dilakukan tiga kali terhadap 47 rumah dan sekitar 120 kepala keluarga (KK) di sana.

Rumah mereka dikosongkan karena disebut sudah tak lagi berhak atas rumah tersebut karena orangtua mereka yang TNI sudah meninggal.

Kompas TV Tertibkan Rumah Dinas, TNI Temukan Alat Isap Sabu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com