Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kami Tak Punya Senjata... hanya Punya Pasta Gigi"

Kompas.com - 26/04/2017, 11:58 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak Rabu (26/4/2017) pagi, ibu-ibu warga RW 12, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, sudah menggelar karpet dan berdoa di Jalan Sahardjo 1, akses masuk menuju permukiman mereka yang akan ditertibkan PT KAI.

Mereka berdoa seusai shalat subuh karena melihat banyak anggota TNI dan Brimob di sekitar permukiman mereka. Warga berdoa agar PT KAI tidak menertibkan permukimannya.

"Kami enggak punya fasilitas senjata laras panjang, pistol, giliran PT KAI berapa mobil (aparat) yang jaga. Kami hanya bermunajat kepada Allah karena itulah yang dapat kami lakukan, kata nabi, doa itu senjatanya orang mukmin," kata salah satu warga, Maryani (59).

Ibu-ibu yang berdoa sejak shalat subuh itu mengenakan mukena. Mereka juga melaksanakan shalat sunnah untuk meminta dilindungi Tuhan.

Para ibu itu juga sudah mengoleskan pasta gigi di wajah mereka. Alasannya, mereka bersiap jika aparat keamanan menembakkan gas air mata.

"Ini kan katanya sudah ada senjata gas air mata, jadi kami mempersiapakan diri pake pasta gigi. Kami cuma punya itu," kata Maryani.

Warga lainnya, Ida (57), juga mengatakan hal serupa. Dia memakai pasta gigi untuk melindungi mata jika ada gas air mata yang ditembakan aparat.

Warga tidak ingin terjadi bentrok dengan aparat polisi dan TNI yang membantu PT KAI menertibkan rumah mereka. Warga justru berharap polisi dan TNI tidak ikut dalam proses itu. Warga berharap polisi dan TNI melindungi mereka.

Baca juga: PT KAI Tertibkan Permukiman Warga Manggarai, Jakarta Selatan, Hari Ini

"Kami minta tolong sama aparat seharusnya melindungi masyarakat kecil. Jangan malah membela orang besar dengan begitu banyak pasukan, sedangkan kami enggak punya senjata," ucap Ida.

Warga berharap PT KAI bisa berdialog dengan mereka. Jika memang harus ditertibkan, warga berharap bisa kembali tinggal di rumah seperti semula.

"Ajak dong kami musyawarah baiknya gimana. Kalau punya rumah, kembali punya rumah lagi. Jangan anggap kami ayam, terus kami mau tinggal di mana," kata Maryani.

PT KAI telah melayangkan surat peringatan ketiga (SP-3) kepada warga Manggarai pada Selasa (25/4/2017). PT KAI meminta warga mengosongkan dan membongkar sendiri rumah mereka paling lambat Selasa, pukul 23.59 WIB.

PT KAI juga rencananya akan menertibkan permukiman mereka pada Rabu ini. PT KAI mengaku telah melakukan sosialisasi dan melayangkan surat peringatan kepada warga.

PT KAI tidak bisa membeli tanah tersebut karena itu merupakan tanah milik negara. PT KAI hanya akan membayar uang ganti pembongkaran sesuai SK Direksi PT KAI Nomor: Kep.U/JB.312/IV/11/KA-2013.

Uang ganti bongkar tersebut sebesar Rp 250.000 per meter persegi bagi bangunan permanen dan Rp 200.000 per meter persegi bagi bangunan semi permanen.

Ada sebelas bangunan seluas total 1.150 meter persegi yang diminta PT KAI untuk dibongkar. Sebab, bangunan tersebut berdiri di tanah PT KAI sesuai sertifikat hak pakai Nomor 47 Manggarai Tahun 1988.

Lahan tersebut akan digunakan untuk mewujudkan integrasi moda transportasi massal, yakni pembangunan jalur kereta api Bandara Soekarno-Hatta.

Baca juga: Lakukan Mediasi, PT KAI dan Warga Manggarai Belum Capai Kesepakatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com