Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DTKJ: Ojek Perlu Diberi Ruang di Sekitar Stasiun

Kompas.com - 01/08/2017, 17:57 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) Iskandar Abubakar menyambut baik rencana Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) yang akan menyediakan lahan "ngetem" untuk ojek dan angkutan umum lainnya di sekitar stasiun. Menurut Iskandar, ojek perlu diberi ruang di sekitar stasiun.

"Kalau memang mau diintegrasikan, saya kira (ojek) perlu disediakan space sebab sekarang ini kita lihat misalnya di Stasiun Palmerah, itu tiap hari macet gara-gara ojek, bus, mangkal di sana. Nah ini sebenarnya kalau memang kita anggap perlu, saya kira perlu difasilitasi," ujar Iskandar di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (1/8/2017).

(Baca juga: KAI Terbuka atas Usulan Djarot Sediakan Tempat Parkir Ojek di Stasiun)

Kendati demikian, kata Iskandar, ojek sebenarnya tidak diatur dalam undang-undang sebagai angkutan umum.

Sebab, kendaraan tersebut tidak stabil karena hanya memiliki dua roda. Selain itu, ojek tidak tahan terhadap cuaca atau tidak bisa melindungi penumpangnya dari hujan atau panas.

Namun, ojek terus berkembang karena dibutuhkan. Meskipun begitu, Iskandar menyebut ojek akan hilang pada kemudian hari.

"In the long term, (ojek) itu akan hilang dengan sendirinya karena alasan tadi, yang penting adalah jaringan angkutan umum itu baik, jadi jarak berjalan kaki menjadi pendek untuk mencapai angkutan umum," kata Iskandar.

Kepala BPTJ Bambang Prihartono sebelumnya mengatakan, BPTJ akan memanfaatkan lahan-lahan di sekitar stasiun sebagai lahan pemberhentian ojek dan angkutan umum lainnya.

BPTJ akan menggandeng pemilik lahan kosong untuk menampung angkutan umum di kawasan stasiun.

(Baca juga: Mulai Besok BPTJ Tertibkan Ojek di di Dukuh Atas)

Perseorangan bisa berinvestasi atau menjual lahan mereka. BPTJ juga akan bekerja sama dengan BUMN dan Pemprov DKI Jakarta.

"Seandainya ada lahan-lahan kosong di sekitar stasiun, bisa enggak kami manfaatkan untuk pengendapan. Jadi ojek-ojek, angkutan-angkutan umum, kami masukkan ke situ, dia tidak parkir sembarangan di pinggir jalan," kata Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com