Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kritik soal Penggusuran dan Saran Lulung Turunkan Harga Sewa Rusun

Kompas.com - 03/08/2017, 07:38 WIB
Nursita Sari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham "Lulung" Lunggana kembali menyinggung banyaknya penggusuran yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta. Lulung menilai, langkah Pemprov DKI menggusur dan merelokasi warga ke rusun justru menimbulkan persoalan baru karena warga tidak mampu membayar sewa rusun.

"Kenapa lu gusur? Ini jelas kan sekarang rakyat dibebani persoalan baru, dulu enggak. Saya kan ngomong dulu, terlambat sih pada mikirnya," ujar Lulung, Rabu (2/8/2017).

Lulung menjelaskan, biaya hidup di rusun lebih banyak dibandingkan saat warga tinggal di rumah sendiri di lokasi yang digusur. Saat tinggal di rumah sendiri, warga hanya membayar listrik, air, serta Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

Setelah tinggal di rusun, beban warga bertambah karena harus membayar uang sewa.

Karena warga tidak mampu membayar sewa, tunggakan sewa 23 rusun di Jakarta membengkak menjadi Rp 32 miliar hingga Juni 2017. Jumlah tersebut naik Rp 6 miliar dari nilai tunggakan pada Januari 2017 sebanyak Rp 26 miliar.

(baca: Tunggakan Sewa Rusun Rp 32 Miliar, Lulung Bilang "Kenapa Lu Gusur?")

Solusi dari Lulung

Lulung menyarankan Pemprov DKI Jakarta menurunkan tarif sewa rusun dengan besaran yang tidak memberatkan penghuninya.

"Solusinya adalah ya coba diturunin saja biaya supaya dia terjangkau," kata Lulung.

Lulung juga mendukung langkah Pemprov DKI yang memberikan berbagai pelatihan keterampilan bagi para penghuni rusun.

"Saya sambut baik itu kalau memang ada pelatihan yang sifatnya kreativitas, home industry," ucap Lulung.

(baca: Hingga Juni 2017, Tunggakan Sewa Rusun di Jakarta Capai Rp 32 Miliar)

Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman DKI Jakarta terus memberikan berbagai pelatihan keterampilan untuk para penghuni rusun.

Pelatihan diberikan agar warga mendapat tambahan keahlian dan diharapkan berbanding lurus dengan peningkatan penghasilan dan mampu membayar tunggakan serta uang sewa rusun.

"Ada pelatihan tata boga, tata busana, supaya ada daya belinya mereka untuk nutupin itu (tunggakan)," ujar Kepala Bidang Pembinaan, Penertiban, dan Peran Serta Masyarakat Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman DKI Jakarta, Meli Budiastuti, Senin (31/7/2017).

Selain pelatihan tata boga dan tata busana, ada juga pelatihan membatik, menjahit untuk penghuni rusun. Sementara itu, warga lanjut usia (lansia) yang tidak mampu membayar sewa rusun akan dipindahkan ke panti sosial di bawah naungan Dinas Sosial DKI Jakarta.

"Kami arahkan ke Dinas Sosial, ke panti-panti karena sudah lansia, sudah jompo, kami arahkan ke sana," kata Meli.

Dinas Perumahan juga berkoordinasi dengan Badan Amil Zakat Infaq dan Shadaqah (Bazis) untuk membantu warga tidak mampu membayar tunggakan sewa rusun.

Kompas TV Pasca digusur setahun lalu, kini warga kembali menempati wilayah Kampung Akuarium, Pasar Ikan, Jakarta Utara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com