BEKASI, KOMPAS.com - Ternyata kasus pembakaran MA yang dituduh mencuri amplifier di mushala Al-Hidayah, Kampung Cabang Empat, Desa Hurip Jaya, Babelan, Kabupaten Bekasi agaknya "membangunkan" kesadaran warga.
Kasus tragis yang menewaskan bapak satu anak itu membuat warga sadar bahwa ada sesuatu yang salah di Indonesia yang disebut sebagai negara hukum ini.
Keterkejutan warga terkait peristiwa miris itu tergambar dalam sebuah aksi yang digelar untuk mendukung keluarga MA .
Acara tersebut digelar pada Car Free Day Kota Bekasi pada Minggu (6/8/2017). Sebuah spanduk putih digelar dan warga membubuhkan tanda tangan sebagai bentuk dukungan sekaligus protes.
"Saya menyuarakan agar keadilan ditegakkan, pelaku (pembakaran MA) segera ditangkap dan dihukum," ujar seorang warga Bekasi, Merry (28).
Baca: Rieke Minta Polisi Usut Tuntas Pelaku Pembakaran Pria di Bekasi
Merry menegaskan, seharusnya warga membuktikan terlebih dahulu tuduhan yang ditudingkan kepada MA.
"Jadi jangan menghakimi hingga merenggut nyawa seseorang," tambah Merry.
Hal serupa diungkapkan Sarah (42), juga warga Bekasi, yang ikut membubuhkan tanda tangannya di spanduk tersebut.
"Kita kan negara hukum. Warga seharusnya tak langsung mengeroyok dan menewaskan dia," kata Sarah.
Sedangkan Aden (16), warga Pekayon menyebut aksi solidaritas untuk keluarga MA ini bisa membuat masyarakat peduli dengan situasi di sekitarnya.
"Jadi harus tanya dulu, apa benar dia maling atau tukang servis. Jika bisa pelakunya ditindak dengan tegas," ujar Aden.
Penggagas aksi solidaritas ini adalah akun media sosial The New Bikin Geregetan yang juga menjanjikan donasi bagi keluarga MA.
"Kami akan memberikan donasi untuk biaya persalinan hingga anaknya berusia satu tahun," kata Adam Deni, penanggung jawab aksi.
Dukungan politisi