Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Renovasi Sekolah Terpadu di Tambora Pernah Terkendala Sengketa Lahan

Kompas.com - 29/08/2017, 15:55 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Proses pembongkaran gedung sekolah terpadu di Tambora, Jakarta Barat, Selasa (29/8/2017), bisa terlaksana setelah lama tertunda.

"Sebenarnya rencana pembongkaran sudah ada sejak lama. Namun sempat ada sengketa lahan. Ada dua rumah hunian yang masih berdiri di kawasan sekolah," ujar Lurah Tambora, Dwi Kurniasih.

Ia menjelaskan, kedua unit hunian tersebut merupakan rumah dinas yang ditinggali dua orang pensiunan pengawas sekolah itu.

"Jadi dulu (rumah) itu ditempati almarhum Hasan Abu Bakar dan almarhum Sidik. Nah beberapa waktu yang lalu unit hunian itu ditempati anak dan cucunya," kata dia.

Baca: Direnovasi, Gedung Sekolah Terpadu di Tambora Dibongkar

Menurut Dwi, kedua keluarga tersebut enggan meninggalkan rumah tersebut karena merasa telah menjadi pemilik karena mengantongi surat bukti tinggal yang diterbitkan lurah setempat pada 2001.

"Keluarga Pak Hasan misalnya. Sampai sewa pengacara untuk mempertahankan rumah itu. Waktu itu kami belum dapat berbuat apa-apa," papar Dwi.

Hingga akhirnya, dia melanjutkan, Dinas Pendidikan DKI Jakarta menemukan bukti kuat yang menyatakan dua unit hunian tersebut masuk dalam kawasan gedung sekolah terpadu. 

"Setelah surat no. 43 dari Dinas Pendidikan keluar, barulah kami punya bukti yang kuat untuk kemudian melakukan pembongkaran ini," ujarnya.

Kini, kata dia, kedua keluarga tersebut menyewa rumah di sekitar lokasi gedung sekolah yang akan direnovasi itu.

"Tapi rencananya mereka akan kami relokasi ke Rusun Rawa Bebek, Jakarta Timur," tutupnya.

Gedung sekolah terpadu seluas 5.810 meter persegi yang terletak di Jalan Perniagaan no 31 Tambora, Jakarta Barat akhirnya dibongkar.

Pembongkaran bangunan ini merupakan gabungan SDN 01, SDN 02, SDN 03, SMPN 63, dan SMAN 19 adalah untuk kepentingan renovasi.

Baca: Renovasi Sekolah Munculkan Kendala bagi Siswa SMPN 22 dan SDN 06 Pinangsia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Megapolitan
PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

Megapolitan
Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Megapolitan
Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Megapolitan
Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Megapolitan
Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Megapolitan
Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Megapolitan
KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

Megapolitan
Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Megapolitan
Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Megapolitan
3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

Megapolitan
Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Megapolitan
Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras 'Limit Paylater' hingga Rp 10 Juta

Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras "Limit Paylater" hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com