Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Catur yang Tak Pernah Pulang Usai Menyaksikan Timnas Kebanggaannya...

Kompas.com - 04/09/2017, 07:07 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak ada yang menyangka, pertandingan sepak bola Timnas Indonesia melawan Timnas Fiji di Stadion Patriot, Bekasi akan menelan korban jiwa.

Catur Juliantono, warga Jalan Kampung Sumur, Klender menjadi korban dari oknum suporter yang melempar petasan di dalam stadion.

Pada Minggu (3/9/2017), Catur dimakamkan di pemakaman tidak jauh dari rumahnya. Ayah mertua Catur, Nurhasan, bercerita tentang bagaimana menantunya mengidolakan Timnas.

"Dia itu pencinta Timnas, apalagi yang namanya Irfan Bachdim," ujar Nurhasan di rumah duka, Jalan Kampung Sumur, Klender, Minggu.

(Baca juga: PSSI Janji Santuni Keluarga Suporter yang Tewas Terkena Petasan )

Siang itu, Catur baru saja pulang bekerja. Dia langsung meminta izin kepada istrinya, Nurmila Yasmi atau Ismi untuk menonton sepak bola.

Setelah diizinikan, Catur langsung berangkat ke Stadion Patriot bersama adik ipar dan sepupunya, Haikal Fajri dan Taufik, yang sama-sama berusia 13 tahun.

Pertandingan Indonesia melawan Fiji itu berlangsung dengan tertib. Sampai akhirnya, lemparan petasan itu melesat dari tribun selatan menuju tribun timur, tempat Catur berada.

Nurhasan menceritakan kronologi ini berdasarkan cerita Haikal yang duduk berdampingan dengan Catur. "Ceritanya itu tahu-tahu petasan itu lewat di depan muka anak saya Haikal," ujar Nurhasan.

Petasan itu kemudian mengarah ke Taufik yang duduk di samping Haikal. Namun, Catur langsung mendorong Taufik agar tidak terkena petasan itu hingga akhirnya mengenai pelipis kiri Catur.

"Tadinya mau kena Taufik, tetapi didorong (oleh Catur) dan kena kepalanya," kata Nurhasan. Catur langsung dibawa ke rumah sakit.

(Baca juga: Suporter yang Tewas karena Petasan Sangat Mengidolakan Irfan Bachdim)

Haikal menghubungi kakaknya yang juga merupakan istri Catur. Kepanikan langsung menyelimuti keluarga dan semua bergegas menuju rumah sakit melihat Catur.

"Pas sampai sana memang sudah enggak ada. Katanya sih meninggal di perjalanan," kata Nurhasan.

Tidak ada lagi Catur yang hobi bermain bola dengan teman-teman kerjanya. Pengalaman Catur menyaksikan tim kebanggaan di Stadion Patriot menjadi yang pertama sekaligus terakhir.

Catur yang meminta izin sebelum berangkat ke stadion itu tidak pernah pulang ke rumah lagi. Hanya jasadnya yang pulang dan kini dikubur.

Keluarga tidak menuntut

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com