Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

YPKKI: Yang Benar, Merujuk Pasien Itu Saat Kondisinya Stabil

Kompas.com - 10/09/2017, 16:54 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia (YPKKI) Marius Widjajarta mengatakan, proses merujuk pasien ke rumah sakit lain harus dilakukan jika kondisi pasien dalam kondisi stabil.

"Jadi tidak boleh merujuk pasien kalau belum dalam keadaan stabil. Kalau menurut saya, sebaiknya enggak usah tanya uangnya berapa, dia harus masukkan ke PICU," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (10/9/2017).

Ia mengatakan, setelah kondisi pasien stabil barulah kebijakan merujuk pasien boleh dilakukan, namun tetap dengan prosedur yang benar.

"Kalau udah stabil baru dicarikan rumah sakit yang bisa tangani BPJS, itu yang benar. Kalau udah stabil pun kalau nanti sudah dapat rumah sakit lain harus merujuk dengan ambulans tertentu, ambulans kan ada dua, transport dan emergensi, dia wajib mengantar pasien ke rumah sakit tujuan," paparnya.

Baca juga: Soal Bayi Debora, Mendagri Minta Rumah Sakit Diberi Sanksi Sosial

Pada hari Minggu (3/9/2017) lalu, seorang bayi berusia empat bulan, Tiara Debora meninggal di RS Mitra Keluarga lantaran pihak rumah sakit tak dapat memasukkannya ke pediatric intensive care unit (PICU) karena kendala biaya.

Pihak rumah sakit saat itu sempat merujuk Debora ke rumah sakit lain yang memiliki instalasi PICU dan melayani pasien program BPJS. Malangnya, saat orangtua Debora belum berhasil mendapatkan rumah sakit rujukan, Debora sudah terlebih dahulu meninggal. Marius sangat menyayangkan tindakan yang dilakukan pihak rumah sakit.

"Kita kan mendirikan rumah sakit bukan hanya untuk untung saja, bukan untuk komersil, ada namanya fungsi sosial," tandas Marius.

Baca juga: YLKI Minta Kemenkes Beri Sanksi Rumah Sakit atas Kematian Bayi Debora

Kompas TV Betapa tidak, mata kiri pria berusia 58 tahun ini bengkak dan iritasinya semakin parah, setelah diberi obat oleh dokter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Megapolitan
Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Megapolitan
Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Megapolitan
Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Megapolitan
Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Megapolitan
Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Megapolitan
Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Megapolitan
Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep 'Winner Takes All' Tidak Dikenal

Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep "Winner Takes All" Tidak Dikenal

Megapolitan
Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Megapolitan
Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Megapolitan
Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Megapolitan
Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Megapolitan
Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com