Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Cari Penyebar Pesan Berantai Ajakan Kepung Kantor YLBHI

Kompas.com - 20/09/2017, 19:50 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Polisi tengah menelusuri kebenaran pesan berantai atau broadcast yang tersebar di media sosial mengenai ajakan mengepung Kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), di Jakarta Pusat.

Polisi mendapatkan informasi awal mengenai pengirim pertama pesan berantai tersebut, yakni Rahmat Himran.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, penyidik saat ini sedang memastikan kebenaran pengirim pesan berantai tersebut.

"Kami masih cek yang di-broadcast apakah benar dia (Rahmat) atau orang lain, masih kami cari klarifikasi apakah benar. Kalau misal benar pun, dia menerima broadcast itu nomor berapa, apa dia yang buat, kan kami perlu lihat apakah dari orang juga, perlu cari info itu," ujar Argo, di Mapolda Metro Jaya, Rabu (20/9/2017).

(baca: Pasca-pengepungan YLBHI, Ratusan Korban Alami Trauma)

Argo melanjutkan, penyidik masih berusaha mengklarifikasinya kepada Rahmat. Namun, penyidik sejauh ini belum mengetahui keberadaan Rahmat.

"Makanya kami selidiki keberadaannya di mana, apa benar dia yang lakukan," ucap Argo.

Menurut Argo, penyidik telah mencoba menghubungi nomor yang disertakan dalam pesan berantai tersebut. Namun, nomor itu tidak aktif.

"Sudah enggak aktif ya (nomor teleponnya)," kata Argo.

Sekelompok orang mengepung Kantor YLBHI diduga setelah mendapatkan pesan berantai mengenai diskusi yang disebut terkait Partai Komunis Indonesia (PKI) di Kantor YLBHI, Minggu (17/9/2017) malam.

Pengepungan yang berujung bentrokan dengan aparat keamanan itu terjadi pada Minggu malam hingga Senin dini hari.

Kompas TV YLBHI meyakini penyerbuan kantor LBH Jakarta dilakukan secara terorganisasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Terbentur Aturan, Wacana Duet Anies-Ahok pada Pilkada DKI 2024 Sirna

Terbentur Aturan, Wacana Duet Anies-Ahok pada Pilkada DKI 2024 Sirna

Megapolitan
Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Pria Diduga ODGJ Lempar Batu ke Kepala Ibu-ibu, Korban Jatuh Tersungkur

Megapolitan
Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com