JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PD Dharma Jaya Marina Ratna Dwi Kusumajati membantah pihaknya gagal lelang proyek pembangunan peternakan di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Marina menjelaskan, peternakan itu belum dibangun karena proses yang panjang.
"Kami tidak pernah gagal lelang. Kami agak lama melakukan pelelangan di LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik) Jakarta Timur," ujar Marina saat dihubungi Kompas.com, Selasa (26/9/2017) malam.
Sebelum ke LPSE, Marina mengaku pernah ke Australia bersama Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan (DKPKP) serta Biro Perekonomian DKI Jakarta pada Februari 2017 untuk mencari informasi mengenai lelang peternakan yang bagus.
Namun, kunjungan ke Australia itu tidak membuahkan hasil karena belum mempunyai perusahaan dan PD Dharma Jaya tidak bisa menunggu lama.
(baca: Peternakan di NTT Tak juga Dibangun, DKI Batal Beli 2.000 Ekor Sapi)
Pada April 2017, akhirnya PD Dharma Jaya memasukkan rencana anggaran biaya (RAB) ke LPSE Jakarta Timur dengan spesifikasi tinggi.
"Waktu itu ketemulah sama LPSE Jakarta Timur, spec PD Dharma Jaya terlalu tinggi, disarankan untuk diturunkan supaya ada pemenang lelang," kata Marina.
Setelah spesifikasi disetujui LPSE Jakarta Timur, lelang pun dilakukan pada Juli dan pemenang lelang ditentukan Agustus 2017. Pemenang lelang bekerja hingga Oktober 2017 untuk menyusun feasibility study (FS), detail engineering design (DED), hingga master plan pembangunan peternakan.
Setelah itu, PD Dharma Jaya akan kembali menyusun RAB dan akan melakukan pelelangan fisik.
"Paling untuk (pembangunan) fisik Maret 2018. 2018 sih harusnya di akhir tahun sudah selesai," ucap Marina.
PD Dharma Jaya, kata Marina, sangat hati-hati dalam melakukan proses pembangunan peternakan di Kupang agar mendapatkan hasil yang baik dan tidak mangkrak.
Peternakan itu rencananya dibangun di lahan kerja sama dengan masyarakat pemilik tanah ulayat yang difasilitasi Pemerintah Kabupaten Kupang dengan sistem built operation transfer (bot) selama 30 tahun.
Kepala DKPKP DKI Jakarta Darjamuni sebelumnya mengatakan, pihaknya batal membeli 2.000 ekor sapi pada 2017 karena peternakan Kupang dan Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung, tidak kunjung dibangun.
Khusus peternakan di NTT, Darjamuni menyebut PD Dharma Jaya gagal lelang sehingga pembangunan tidak juga dilaksanakan.
"Infrastrukturnya, seperti kandang, tempat lain-lainnya itu dibangun Dharma Jaya, tapi Dharma Jaya kan kemarin gagal lelang, akhirnya baru selesai baru DED-nya, mungkin 2018 dia baru bangun," kata Darjamuni.
Sementara itu, peternakan di Bangka Barat gagal dibangun tahun ini karena anggaran Pemerintah Kabupaten Bangka Barat untuk pembangunan itu tidak cair.