Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Rp 4,5 Miliar, Ini Dana Operasional Djarot Selama Jabat Gubernur

Kompas.com - 23/10/2017, 13:37 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat membantah menerima dana operasional sebesar Rp 4,5 miliar per bulan saat diwawancarai Najwa Shihab. Di Balai Kota, Kepala Biro Kepala Daerah dan Kerja Sama Luar Negeri (KDH-KLN) DKI Jakarta Mawardi juga membantah dana operasional Rp 4,5 miliar tersebut.

Mawardi memastikan nominalnya dengan memeriksa dokumen yang dia miliki.

"Selama ini Pak Djarot memperoleh sebesar Rp 3,6 miliar," ujar Mawardi, di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (23/10/2017).

Mawardi mengatakan, berdasarkan surat edaran Kementerian Dalam Negeri nomor 120/956/OTDA pada 10 Maret 2011, gubernur yang juga mengemban tugas sebagai wakil gubernur bisa mengambil dana operasional wagub.

(baca: Sewaktu Jadi Gubernur, Benarkah Djarot Ambil Dana Operasional Rp 4,5 Miliar/Bulan?)

Djarot yang juga mengemban tugas sebagai wakil gubernur boleh mengambil dana operasional untuk gubernur dan wagub.

"Nah besarannya disesuaikan dengan asas efisiensi dan keperluan. Pak Djarot hanya mengambil 50 persen dari operasionalnya wakil gubernur. Jadi Pak Djarot itu mengambil dana operasional Gubernur dan sebagian dana operasional wagub," kata Mawardi.

Adapun, dana operasional gubernur sebesar Rp 2,7 miliar. Sementara dana operasional wakil gubernur sebesar Rp 1,8 miliar. Total dana operasional gubernur dan wagub, yaitu Rp 4,5 miliar, diambil dari 0,13 persen PAD.

Ketika menjabat gubernur, Djarot menerima dana operasional gubernur sebesar Rp 2,7 miliar dan setengah dana wagub yaitu Rp 900 juta. Totalnya adalah Rp 3,6 miliar seperti yang disebut Mawardi.

Tidak semua masuk rekening pribadi

Dana operasional yang diterima Djarot sebesar Rp 3,6 miliar tidak masuk seluruhnya ke rekening pribadi Djarot. Mawardi mengatakan 60 persen dana tersebut didistribusikan oleh pembantu bendahara.

"Itu untuk mengelola uang mereka yang sifatnya pendistribusian langsung seperti untuk Sekda, para wali kota dan bupati," ujar Mawardi.

Sisanya digunakan untuk bantuan warga. Pada zaman Ahok, dana operasional juga digunakan untuk membantu warga yang kesulitan, membeli karangan bunga, atau memenuhi undangan warga.

Mawardi mengatakan hal sama juga dilakukan Djarot dengan menggunakan 60 persen dana yang dikelola bendahara itu.

"Misal ada orang yang tidak bisa menebus ijazah di sekolah-sekolah tertentu. Pak Djarot juga membantu untuk rehab masjid. Ada juga bangunan lain yang dipandang perlu dibantu," kata Mawardi.

Lalu, berapa yang masuk ke rekening pribadi Djarot? Mawardi tidak menjelaskan detail mengenai jumlahnya. Namun, jika dia mengatakan 60 persen dana operasional dikelola bendahara, maka 40 persen dana operasional dari Rp 3,6 miliar diterima Djarot, atau sekitar Rp 1,4 miliar.

Kompas TV Djarot pun menyatakan, dirinya kini konsentrasi mengurus partai, yakni PDI Perjuangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Megapolitan
Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com