Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SMAN 46: Siswa Tewas akibat Tawuran Sudah Dikeluarkan Tahun Lalu

Kompas.com - 07/11/2017, 14:25 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — SMAN 46 Jakarta angkat bicara soal Indra Fajaruddin (17), siswa yang tewas setelah tawuran di kawasan Gandaria, Kebayoran Baru, Jumat (27/10/2017).

Subki, Wakil Bidang Humas SMAN 46, mengatakan, Indra memang dikenal sebagai murid di SMAN 46. Namun, sebenarnya ia sudah tak bersekolah lagi di sana.

"Sejak Desember 2016 sudah dikembalikan ke orangtuanya," ujar Subki ketika ditemui di kantornya, Selasa (7/11/2017).

Menurut Subki, Indra dikeluarkan dari sekolah ketika di bangku kelas 2 karena terlibat kekerasan. Ia kemudian bersekolah di SMA Darul Maarif yang berjarak hanya 1,5 kilometer dari SMAN 46.

Subki mengatakan, berdasarkan informasi yang diperolehnya, pada Jumat dini hari itu memang ada pelajar SMAN 46 yang masih aktif dan yang sudah tidak bertikai dengan pelajar dari kelompok lain. Subki menyebut, pertarungan itu bukan antarsekolah, melainkan kelompok atau geng.

"Kalau sudah malam, sebetulnya yang lebih condong bukan tawuran antarsekolah, tetapi antargeng," ujar Subki.

Baca juga: Siswa SMAN 46 Tewas Setelah Tawuran di Gandaria

Dari peristiwa dini hari itu pula dua siswa aktif SMAN 46 bernama Rizky dan Ivan menjadi korban. Mereka dirawat di rumah sakit karena terluka.

Pihak kepolisian kini tengah menyelidiki tewasnya Indra. Subki mengatakan, jika polisi menyebut siswa-siswa SMAN 46 yang terlibat, siswa tersebut akan dikeluarkan.

"Kami tidak keluarkan kalau tidak ada bukti, yang jelas SMAN 46 ingin ini bersih, jangan berulang, dengan cara kepolisian. Sebab, ini bukan kriminal anak sekolah, tetapi kriminal umum," ujar Subki.

Kompas TV Dinas Pendidikan akan menindaklanjuti dengan memanggil seluruh kepala sekolah di Kota Sukabumi untuk diberikan masukan terkait peristiwa ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com