Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok "Rumah" di Pinggir Rel Tanah Abang hingga Celah Pipa Air...

Kompas.com - 08/11/2017, 11:21 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS. com - Papan atau tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan pokok seseorang. Oleh sebab itu, umumnya orang akan membangun, membeli atau menyewa sebuah tempat tinggal untuk bernaung.

Demikian juga para kaum urban atau pendatang yang bermukim di sepanjang jalan inspeksi menuju Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Mereka yang datang dari berbagai daerah pun membutuhkan tempat tinggal, namun lokasi yang mereka sebut sebagai "rumah" sungguh tak lazim.

Tepi Jalan Inspeksi

Sebelum jalan inspeksi selesai dibangun, para pendatang ini mendirikan bedeng-bedeng (bangunan semi permanen) di pinggiran rel kereta api yang letaknya tak jauh dari kawasan itu. Sampai pada akhirnya PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengusir mereka.

Dari pinggir rel sejumlah orang yang dipastikan tak memiliki KTP Jakarta ini kembali membangun bedeng, kali ini di sepanjang jalan inspeksi menuju Tanah Abang.

Baca juga : Melihat Jalan Tenaga Listrik Tanah Abang yang Dipenuhi Bedeng

Sejumlah gubuk liar tampak berdiri di sepanjang jalan inspeksi Kanal Banjir Barat (KBB), Jakarta, Senin (6/11/2017). Pemprov DKI Jakarta akan melakukan penertiban permukiman kumuh tersebut, selain mengganggu kendaraan yang melintas, juga kegiatan pengerukan sungai.ANTARA FOTO/KHAIRUN NISA Sejumlah gubuk liar tampak berdiri di sepanjang jalan inspeksi Kanal Banjir Barat (KBB), Jakarta, Senin (6/11/2017). Pemprov DKI Jakarta akan melakukan penertiban permukiman kumuh tersebut, selain mengganggu kendaraan yang melintas, juga kegiatan pengerukan sungai.

Kawasan ini memang belum difungsikan dengan normal karena belum adanya palang pintu pelintasan kereta api di ujung jalan. Oleh sebab itu, para pendatang tampak leluasa menggunakan lahan tersebut sebagai tempat bermukim.

Bedeng-bedeng yang mereka tinggali juga nyaris memenuhi setengah badan jalan. Dengan terpal lusuh, kayu bekas dan kardus-kardus bekas mereka menyebut bedeng-bedeng tersebut sebagai "rumah".
Baca juga : Upaya Anies-Sandi Atasi Jalan Inspeksi Tanah Abang yang Jadi Lahan Prostitusi

Tanah Sedimen BKB

Tak hanya di kawasan itu, tanah sedimen di aliran Banjir Kanal Barat (BKB) pun turut dimanfaatkan.

Jika dilihat dari sisi seberang sungai, tepatnya di Jalan KS Tubun, Palmerah, Jakarta Barat, sejumlah bedeng juga nampak berjajar di sana.

Sejumlah gubuk liar tampak berdiri di sepanjang jalan inspeksi Kanal Banjir Barat (KBB), Jakarta, Senin (6/11/2017). Pemprov DKI Jakarta akan melakukan penertiban permukiman kumuh tersebut, selain mengganggu kendaraan yang melintas, juga kegiatan pengerukan sungai.ANTARA FOTO/KHAIRUN NISA Sejumlah gubuk liar tampak berdiri di sepanjang jalan inspeksi Kanal Banjir Barat (KBB), Jakarta, Senin (6/11/2017). Pemprov DKI Jakarta akan melakukan penertiban permukiman kumuh tersebut, selain mengganggu kendaraan yang melintas, juga kegiatan pengerukan sungai.

Padahal, di lokasi tersebut sedang dijalankan proyek pengerukan sungai oleh Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC).

Jalan inspeksi yang baru saja selesai dibangun tersebut menjadi terlihat kumuh dengan kehadiran bedeng-bedeng tersebut.

Baca juga : Tanah Sempit di Pinggir Sungai BKB Juga Jadi Lahan Prostitusi

Pipa air

Tak hanya membangun bedeng untuk tempat tinggal, pipa air yang membentang di atas aliran BKB pun turut dijadikan tempat tinggal. Lagi-lagi, yang tinggal di sana bukanlah warga asli Jakarta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com