Demikian juga para kaum urban atau pendatang yang bermukim di sepanjang jalan inspeksi menuju Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Mereka yang datang dari berbagai daerah pun membutuhkan tempat tinggal, namun lokasi yang mereka sebut sebagai "rumah" sungguh tak lazim.
Tepi Jalan Inspeksi
Sebelum jalan inspeksi selesai dibangun, para pendatang ini mendirikan bedeng-bedeng (bangunan semi permanen) di pinggiran rel kereta api yang letaknya tak jauh dari kawasan itu. Sampai pada akhirnya PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengusir mereka.
Dari pinggir rel sejumlah orang yang dipastikan tak memiliki KTP Jakarta ini kembali membangun bedeng, kali ini di sepanjang jalan inspeksi menuju Tanah Abang.
Kawasan ini memang belum difungsikan dengan normal karena belum adanya palang pintu pelintasan kereta api di ujung jalan. Oleh sebab itu, para pendatang tampak leluasa menggunakan lahan tersebut sebagai tempat bermukim.
Tanah Sedimen BKB
Tak hanya di kawasan itu, tanah sedimen di aliran Banjir Kanal Barat (BKB) pun turut dimanfaatkan.
Jika dilihat dari sisi seberang sungai, tepatnya di Jalan KS Tubun, Palmerah, Jakarta Barat, sejumlah bedeng juga nampak berjajar di sana.
Padahal, di lokasi tersebut sedang dijalankan proyek pengerukan sungai oleh Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC).
Jalan inspeksi yang baru saja selesai dibangun tersebut menjadi terlihat kumuh dengan kehadiran bedeng-bedeng tersebut.
Pipa air
Tak hanya membangun bedeng untuk tempat tinggal, pipa air yang membentang di atas aliran BKB pun turut dijadikan tempat tinggal. Lagi-lagi, yang tinggal di sana bukanlah warga asli Jakarta.
"Itu ganti-ganti yang nempatin. Kayak sekarang itu yang di situ preman asal Palembang. Mereka ke sana juga cuma kalau malem. Kalau siang enggak tau, deh ke mana," ujar seorang warga bernama Omen, Selasa (7/11/2017).
Sela-sela antar pipalah yang digunakan sebagai tempat tinggal. Penghuni juga menambahkan kardus bekas hingga tirai bambu untuk menutupi sisi depan penampang pipa.
Lokasi permukiman tak lazim ini telah berulang kali ditertibkan. Meski demikian, hingga kini masih saja dihuni sejumlah pendatang.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berharap warga yang menduduki jalan inspeksi Banjir Kanal Barat di Tanah Abang, Jakarta Pusat, pergi tanpa harus ditertibkan. Melalui sosialisasi, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meminta warga membongkar sendiri bangunan yang mereka dirikan.
"Jadi tujuan sosialisasi adalah biar mereka mau bergerak sendiri, beresin sendiri, dan jalan tanpa harus dibongkar oleh aparat," ujar Anies, di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (6/11/2017).
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/11/08/11213061/menengok-rumah-di-pinggir-rel-tanah-abang-hingga-celah-pipa-air