Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Tembak Dua Begal yang Kerap Beraksi di Cilincing

Kompas.com - 18/01/2018, 17:01 WIB
Setyo Adi Nugroho

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepolisian Sektor Cilincing, Jakarta Utara, menangkap begal yang beroperasi di wilayah mereka. Dua pelaku bahkan ditembak petugas kepolisian karena melawan saat ditangkap.

"Petugas Polsek Cilincing mengamankan begal yang beraksi secara berkelompok yang meresahkan sepanjang 2017 lalu. Kami terima laporan dan kita amankan," ucap Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Reza Arief Dewanto, Kamis (18/1/2018).

Kelompok ini biasa bersaksi di wilayah yang sepi, seperti di Jalan Raya Cakung Cilincing serta di pinggir Banjir Kanal Timur (BKT).

Mereka kerap menodong sopir truk dan mobil pribadi, terutama perempuan pengemudi, saat lalu lintas tersendat di tol perbatasan Cakung dan Tol Kebon Baru.

Baca juga: Antisipasi Begal, Pemkab Karawang Imbau Perusahaan Sediakan Bus Karyawan

Tim Resmob Unit Reskrim Polsek Cilincing yang mendapat info keberadaan kelompok ini pada Rabu (17/1/2018) pukul 01.00 WIB kemudian bergerak melakukan penangkapan di pinggir Jalan Raya Cacing. Para pelaku ditangkap saat sedang merencanakan pencurian dengan kekerasan tersebut.

Saat polisi akan melakukan penangkapan, seorang pelaku bernama Mulya Tubagus alias Agus melakukan perlawanan dengan menyabet polisi menggunakan pisau cutter.

Tim Resmob kemudian melakukan tindakan tegas dengan menembaknya dan mengenai betis sebelah kiri.

Pelaku lain, M Fatoni, berupaya kabur ketika melihat temannya ditindak tegas. Tim Resmob mengeluarkan tembakan peringatan, tetapi tak digubris.

Kemudian, anggota Tim Resmob menembak lagi dan mengenai betis kanan Fatoni. Sementara pelaku lainnya, Putra Mustakim, menyerahkan diri tanpa perlawanan.

Ketiga pelaku kemudian dibawa ke Mapolsek Cilincing setelah dibawa ke RS Kramatjati untuk dirawat.

Seorang tersangka mengaku biasa mengincar truk yang melintasi Jalan Raya Cacing. Biasanya, ia mendapatkan besi-besi dari truk tersebut yang kemudian akan dijualnya dengan harga Rp 3.500 per kilogram.

Baca juga: Residivis Begal Ditembak di Tempat Persembunyiannya di Karawang

Dari kasus ini, polisi mengamankan barang bukti berupa empat buah kardus telepon genggam beragam merek, sebilah pisau cutter, dua kepala pengikat tali yang terbuat dari besi, tiga tali berukuran 15 meter, dan satu pipa beso berukuran 1,2 meter.

"Sebenarnya ada lima pelaku, dua masih kami kejar. Usia mereka sekitar 18-19 tahun. Ketiganya dikenakan Pasal 365 KUHP dengan ancaman lima tahun penjara," ucap Reza.

"Ke depan kami akan melakukan patroli sepanjang jalur Cacing ini. Jalur ini padat kendaraan sampai macet. Ini jadi kesempatan mereka melakukan aksinya," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com