Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu-ibu Kesal Tak Boleh Beli Pangan Murah di RPTRA Rawa Buaya

Kompas.com - 14/02/2018, 16:55 WIB
Rima Wahyuningrum,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com  Tiga orang ibu ditolak saat akan membeli pangan murah di ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) Intiland Teduh Rawa Buaya, Jakarta Barat, Rabu (14/2/2018).

"Ditolak, ditolak, ditolak. Hanya ibu-ibu Kelurahan Rawa Buaya yang bisa (membeli pangan murah), diingatkan kembali khusus warga Rawa Buaya, yang bukan warga Rawa Buaya harap meninggalkan antrean," kata petugas dengan pengeras suara.

Saat Kompas.com menghampiri seorang ibu bernama Dewi, ia mengatakan, ditolak petugas karena berasal dari Kelurahan Kembangan Utara.

Baca juga: Catat, Ini Jadwal Penjualan Daging hingga Ikan Beku Murah di RPTRA

"Enggak boleh saya, karena saya bukan dari Rawa Buaya, KTP saya Kembangan Utara. Padahal saya sudah antre paling depan. Duh, sedih banget," kata Dewi.

Kekecewaan yang sama juga dirasakan Erna. Sama dengan Dewi, ia juga berasal dari Kembangan Utara.

Ia merasa kesal karena saudaranya dari domisili yang sama, lolos membeli pangan murah di RPTRA Intiland Teduh Rawa Buaya.

Baca juga: Daging hingga Ikan Beku Dijual Murah di RPTRA, Berapa Harganya?

"Padahal tadi pagi Mpok saya bisa. Enggak tahu kenapa sekarang saya enggak bisa," kata Erna menggerutu.

"Iya, ini saya sama anak saya padahal sudah membawa KJP (Kartu Jakarta Pintar)," ujar Yati, kakak Erna yang turut membawa anaknya untuk dibelikan susu.

Antrian pembelian pangan murah di RPTRA Intiland Teduh Rawa Belong, Jakarta Barat pada Rabu (14/2/2018).RIMA WAHYUNINGRUM Antrian pembelian pangan murah di RPTRA Intiland Teduh Rawa Belong, Jakarta Barat pada Rabu (14/2/2018).
Saat dikonfirmasi kepada salah satu pengelola, Hasan, penolakan karena banyak warga yang tidak berdomisili di Rawa Buaya. 

"Kami sudah lama menyosialisasikan pembelian pangan murah ini hanya untuk Kelurahan Rawa Buaya. Setiap RPTRA kelurahan lain melakukan ini juga, seharusnya mereka ke sana," kata Hasan.

Penjualan pangan murah menjadi program Pemprov DKI yang dilaksanakan di masing-masing RPTRA.

Baca juga: Sesuai Instruksi Anies-Sandi, Ikan Beku dan Susu Murah Dijual di RPTRA

 

Adapun bahan pokok yang dijual adalah daging sapi, daging ayam, ikan, susu, telur, dan beras.

Warga dapat membeli pangan murah melalui transaksi non tunai Bank DKI. Selain itu, warga juga diminta membawa kartu identitas untuk pendataan. 

Kompas TV Salah satu harapannya adalah Jakarta bisa menjadi wilayah yang ramah anak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com