Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Polisi yang Viral karena Pungli Kini Jadi Staf Pelayanan di Mapolda Metro

Kompas.com - 09/03/2018, 11:06 WIB
Rima Wahyuningrum,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua anggota polisi lalu lintas di Jakarta Barat, yakni Aiptu SA dan MA, ketahuan melakukan pungli. Keduanya kini menjadi staf di kantor Pelananan Markas Polda Metro Jaya.

Kasat Lantas Jakarta Barat AKBP Sudarmanto mengatakan, kasus pungli yang dilakukan keduanya juga ditangani oleh Propam Polda Metro Jaya.

"Untuk oknum yang dimaksud, sampai malam kemarin, sudah dilakukan pemeriksaan oleh Bid Propam Polda dan sekarang yang bersangkutan dimutasi ke Yanma Polda," kata Sudarmanto kepada Kompas.com, Jumat (9/3/2018).

Sudarmanto mengatakan, keputusan pindah tugas dari anggota satlantas menjadi staf kantor yang dijalani kedua anggotanya adalah sebuah konsekuensi. Sementara Propam menyelidiki terkait pelanggarannya.

Baca juga : Terbukti Pungli dan Maki Pengendara, 2 Oknum Polisi Polres Jakbar Distafkan

"Propam melakukan pemeriksaan pelanggarannya itu apa, apakah masuk pelanggaran ranah kode etik atau disiplin? Selanjutnya yang tahu hanya Propam Polda," kata dia.

Sudarmanto mengatakan bahwa ia tidak mengetahui hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Propam pada Kamis (8/3/2018) kemarin. Dia juga mengaku belum mengetahui alasan dua polisi tersebut melakukan pungli.

Aksi pungli dilakukan Aiptu SA dan MA saat menilang pengendara motor yang membawa barang bermuatan besar. Ia juga memiliki STNK yang sudah mati saat melintasi kawasan Penjaringan, Jakarta Utara pada Senin (5/3/2018).

Kedua polisi itu meminta uang dan mengucapkan kata-kata kasar kepada pengendara yang ditilang. Aksi mereka viral di media sosial.

Baca juga: Kabareskrim Ancam Tak Ada Ampunan untuk Polisi Pungli, Langsung Pidana

 

 

Sebuah video polisi diduga oknum polantas Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya melakukan pungli dan memaki pengendara jadi viral di media sosial. Video itu memperlihatkan seorang pengendara motor ditilang polantas. Lokasi penilangan disebut-sebut berada di Bandengan Utara, Jakarta Utara, sekitar dua hari lalu. . Dalam video itu, seorang polantas membawa motor warga yang kena tilang, yang memuat bertumpuk-tumpuk gulungan kain. Di tengah perjalanan, dua polisi itu berhenti dan melakukan 'negosiasi'. . "Udah kamu bayar seratus lima puluh ribu saja," ujar seorang polisi yang di betnya tertulis nama 'Sariyanto'. . "Saya adanya seket ewu (Rp 50 ribu, red) Pak," jawab pria itu. . Mendengar hal itu, Sariyanto pun marah lalu mengeluarkan kata-kata kasar. "An***g! Dek turunin barangnya," katanya kepada polisi yang membawa motor pria itu. Polisi tersebut diketahui bernama Djaelani. . "Maksudnya gimana kok ngomong an***g gitu segala, Pak?" pria itu meminta penjelasan. . "Iya maaf," jawab Sariyanto. . Sariyanto lalu menyuruh Djaelani menurunkan kain-kain dari motor pria itu. Pria itu pun memprotes dan meminta polisi menurunkannya di kantor polisi saja. Namun kedua anggota itu tidak menggubrisnya dan menurunkan kain-kain tersebut. . Pria itu kemudian meminta polisi mengklarifikasi perkataan kasar tadi. Lalu Sariyanto mengatakan bahwa ucapan itu untuk memakinya saja karena capek. . Tetapi, tidak selesai sampai di situ. Kedua polisi tersebut membawa motor pria itu setelah menurunkan kain-kain tadi. . Pria itu pun meminta polisi tidak menyita motornya. "Pajak cuma mati berapa hari saja, kan ada SIM Pak. SIM nggak apa-apa ditarik, masak motornya ditarik Pak. Motor saya buat kerja Pak, buat cari makan," pinta pria itu. . Namun keduanya tidak mempedulikannya dan membawa motor pria itu. Salah satu polisi sempat menyuruh pria itu membawa motor tersebut di kantornya di Muara Angke. . . (Video lengkapnya di upload di Youtube Warung Jurnalis) #pungli #polantas #polisi #polri #ditilang #jakarta #trending #today #info #warungjurnalis #viral #jakut

Sebuah kiriman dibagikan oleh Warung Jurnalis (@warung_jurnalis) pada 7 Mar 2018 jam 5:16 PST

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com