JAKARTA, KOMPAS.com - Besarnya perputaran uang di sekitar Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat membuat Ridwan Ma'ruf (58) membuka rumah makan Padang.
Dengan modal yang dikumpulkannya dari usaha pangkas rambut di daerah Kemayoran, Jakarta Pusat, Ridwan menyewa kios Rp 47 juta selama 1 tahun pada 2009.
Saat itu, Ridwan berjualan nasi padang di Jalan Jatibaru Raya yang kini terdapat tenda-tenda pedagang kaki lima (PKL).
Baca juga: Sore Ini, Sandiaga Umumkan Hasil Survei Penataan Tanah Abang Tahap 1
Ridwan bisa mendapatkan omzet Rp 5 juta setiap hari dengan keuntungan bersih Rp 2 juta.
"Ramai sekali karena kios yang saya sewa itu letaknya di dekat stasiun, persisnya di deretan pertama yang ada tenda-tenda PKL," kata Ridwan kepada Kompas.com, di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (9/3/2018).
Seiring berjalannya waktu, Ridwan mengumpulkan pundi-pundi rupiah yang didapatkan dari hasil berjualan nasi padang.
Baca juga: Pemeriksaan Kasus Penataan Tanah Abang, Dishub DKI Penuhi Panggilan
Setelah terkumpul, Ridwan membeli lahan perkebunan di Sumatera untuk ditanami sawit. Adapun lahan sawit yang dibeli Ridwan luasnya 18 hektar dengan harga Rp 1,2 miliar.
"Dari hasil berjualan nasi di dekat stasiun itu saya belikan kebun sawit. Sampai sekarang masih ada kebunnya," ucapnya.
Dipindah
Padahal, ia membayar uang sewa kios hingga Rp 60 juta setiap tahun.
Ridwan juga mengaku sudah memiliki cukup banyak karyawan di rumah makan padang miliknya.
Baca juga: Sandiaga Ingin Penataan Tanah Abang seperti Blok M
"Jangankan diminta bayar sewa Rp 60 juta, kalau diminta (bayar sewa kios) Rp 100 juta setahun pun saya berani bayar, ketutup kok. Orang (untung) bersihnya saja Rp 2 juta sehari," kata Ridwan.
Kini, Ridwan menempati lapak di lahan sebelah Hotel Pharmin, Tanah Abang. Lokasinya di dekat jalan layang Jatibaru.
Lahan itu juga disebut-sebut akan menjadi relokasi pedagang Blok G.
Baca juga: Terkait Tanah Abang, Mantan Wagub DKI Minta Sandi Jangan Ganggu Jalan