Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Kebakaran di Krukut Tolak Tawaran Pindah ke Rusun

Kompas.com - 09/03/2018, 17:23 WIB
Rima Wahyuningrum,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Korban kebakaran di Krukut, Tamansari, Jakarta Barat masih tinggal di antara puing-puing rumah mereka. Kebakaran hebat melanda kawasan itu pada 27 Januari lalu.

Camat Tamansari Firman mengatakan, pihaknya dan Pemprov DKI Jakarta telah memberikan tawaran agar para korban tinggal di rumah susun. Namun, penawaran tersebut ditolak.

"Mereka enggak mau karena mereka milih tetap tinggal di situ dan sekarang juga mulai pembangunan kembali di sana," kata Firman, Jumat (9/3/2018).

Ia mengatakan, para korban memilih untuk mengontrak atau tinggal di rumah saudara sambil membangun kembali rumah mereka.

Napsih, warga RT 012 Krukur, mengatakan, dia dan keluarganya memilih tetap tinggal di lokasi rumahnya. Lahan yang berstatus hak milik dan pembayaran sewa menjadi alasan mereka menolak tawaran tinggal di rusun.

Baca juga : Anak Korban Kebakaran Tamansari Bingung Harus Tidur di Mana...

"Kami jelas nolak. Kemarin kan ditawarkan tinggal di flat atau rusun yang empat lantai. Kalau itu kendalanya bukan jadi hak milik kami, kami jadi harus bayar sewa," kata Napsih.

Ia menambahkan, saat ini yang dibutuhkan warga setempat bukan tempat tinggal baru tetapi  bahan bangunan. Ia yakin, dengan kekompakan warga bisa kembali membangun rumah mereka.

Rumah bekas kebakaran di Krukut, Tamansari, Jakarta Barat pada Selasa (20/2/2018).RIMA WAHYUNINGRUM Rumah bekas kebakaran di Krukut, Tamansari, Jakarta Barat pada Selasa (20/2/2018).
"Kami gotong royong di sini lagi bangun rumah lagi. Ada juga yang panggil tukang dari luar. Sekarang sih yang paling banyak masuk bantuan semen," kata dia.

Pendapat serupa dinyatakan Heri. Warga RT 012 tersebut mengatakan, dirinya sudah lama tinggal di kawasan itu dan saat ini memilih membangun kembali rumahnya.

"Kami tolak karena kami sudah lama di sini. Kami lebih pilih tetap tinggal di sini tapi ini bekas kebakaran, kami bangun ulang," kata Heri.

Baca juga : Picu Kebakaran di Tamansari, S Terancam 15 Tahun Penjara

Ketua RT 011, Suwardi, juga mengatakan warganya memang menolak tawaran itu.

"Kemarin memang kami tolak. Tapi diberi syarat. Saluran air dirapikan, jangan ada yang menggangu jalan, (dan) jangan ada tangga-tangga rumah yang kena jalan," kata dia.

Sebagian warga di sana bertahan meski rumahnya tak lagi utuh. Mereka menggunakan terpal dan papan sebagai atap serta pembatas ruang. Pintu rumah dan jendela pun ada yang hanya berupa spanduk dan kain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com