Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penarik Becak: Sekarang Ada Ojek Online, Saya Bingung Penumpang Sepi

Kompas.com - 12/03/2018, 20:45 WIB
Ardito Ramadhan,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah tukang becak mengeluhkan kehadiran ojek online di jalan jalan Ibu Kota.

Sebab, menurut para tukang becak, kehadiran layanantransportasi berbasis aplikasi itu mengurangi pendapatan mereka.

Sohibin, penarik becak di Pasar Telukgong, Jakarta Utara, mengaku kesulitan mencari penumpang karena kehadiran ojek online. Sohibin mengatakan, pendapatan hariannya saat ini Rp 30.000-Rp 50.000.

"Sekarang kan sudah ada ojek online, Go-Jek, Uber, saya bingung, kadang-kadang sepi banget. Satu atau dua (penumpang) sih dapet cuma kan enggak banyak. Enggak kayak dulu, kalau dulu kan pendapatan Rp 100.000 mah dapat," kata Sohibin.

Baca juga : Tukang Becak Terdaftar Minta Pemprov DKI Tertibkan Tukang Becak Ilegal

Tak hanya mengeluhkan soal ojek online, Sohibin juga mengeluhkan maraknya penggunaan motor di tengah masyarakat.

Menurut dia, banyak penumpangnya yang kini enggan menggunakan becak karena sudah terbiasa mengendarai motor. "Sekarang pembantu saja sudah pakai motor," ujar dia.

Pengalaman serupa juga dialami Karmo, tukang becak lainnya. Ia menyatakan, jumlah penumpangnya tergerus kehadiran ojek online.

Ia juga menyebut, kehadiran ojek online menyebabkan berkurangnya penumpang angkutan kota (angkot).

"Sekarang ada ojek online itu sudah jauh berbeda. (Angkot) KWK itu kan biasanya ramai, turun KWK, lanjut naik becak. Sekarang semuanya dimakan ojek online," kata Karmo.

Saat ini, Karmo hanya bisa memperoleh pemasukan kotor sebesar Rp 30.000-Rp 50.000 per harinya. "Belum termasuk makan sama bayar kontrakan," kata laki-laki yang sudah menarik becak sejak 1987 itu.

Menurunnya pendapatan itu membuat para tukang becak harus memutar otak untuk memperoleh pemasukan tambahan. Beberapa di antaranya pun mesti mengambil pekerjaan sambilan.

Sebut saja Joko, tukang becak ini kerap menerima tawaran sebagai pekerja bangunan di dekat rumahnya.

"Kadang-kadang diajak teman buah kerja bangunan. Ya saya ambil yang saya bisa aja jadi pekerja bangunan, gotong-gotong bareng teman," katanya.

Baca juga : Kata Tukang Becak soal Wacana Becak Listrik

Januari lalu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, Pemprov DKI Jakarta akan mengizinkan becak-becak beroperasi di wilayah tertentu.

Menurut dia, masih ada kelompok masyarakat di wilayah itu yang menbutuhkan kehadiran becak.

"Kalau kita lihat kebutuhan warga hari ini di tempat-tempat tadi yang saya sebut, banyak sekali yang senyatanya sehari-hari menggunakan kendaraan becak," kata Anies pada Rabu (17/1/2018).

Kompas TV Berikut tiga berita terpopuler versi KompasTV hari ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com