Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Pesan "Indahnya Keberagaman" di Mural Tiang JLNT Antasari

Kompas.com - 14/03/2018, 13:54 WIB
Nursita Sari,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 63 tiang beton di Jalan Layang Non-tol (JLNT) Antasari, Jakarta Selatan telah dilukis mural. Mural yang digambar para pelajar itu sangat beragam dan penuh makna.

Di antara banyaknya gambar-gambar mural tersebut, ada satu tiang beton bergambar bendera Indonesia yang tengah berkibar dengan latar Tugu Monas dan berbagai gedung tinggi.

Di tiang beton itu tertulis pesan "Indahnya Keberagaman". Di antara tulisan itu, tampak beragam tulisan dengan ukuran lebih kecil. Tulisan-tulisan itu ditulis dalam beberapa bahasa daerah di Indonesia, seperti bahasa suku Moi Papua, Sunda, Dayak, Bima, Batak, Jawa, hingga Minang.

Baca juga : 63 Tiang JLNT Antasari Dihias Mural

Ada tulisan "Lawobok", "Kumaha Damang?", "Salamat Hanjewu", "Bune Haba?", "Horas!", "Matur Nuwun", "Rancak Bana!", dan "Kurrusumanga".

Siswa SMA dan SMK se-Jakarta melukis pilar-pilar Jalan Layang Non Tol Antasari, Jakarta Selatan, Minggu (11/3/2018). Tak kurang  dari 63 tiang dilukis melibatkan siswa-siswi dari berbagai sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan di Jakarta.KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Siswa SMA dan SMK se-Jakarta melukis pilar-pilar Jalan Layang Non Tol Antasari, Jakarta Selatan, Minggu (11/3/2018). Tak kurang dari 63 tiang dilukis melibatkan siswa-siswi dari berbagai sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan di Jakarta.

Camat Kebayoran Baru Aroman Nimbang mengatakan mural tersebut berpesan agar warga Jakarta menjaga persatuan Indonesia.

"Kan itu pesan kami untuk persatuan dan kesatuan," kata Aroman saat dihubungi Kompas.com, Rabu (14/3/2018).

Baca juga : Melihat Budaya Jakarta dari Warna-warni Mural di Tiang JLNT Antasari

Selain itu, ada pula tiang beton yang dihiasi gambar orang berpakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia.

Menurut Aroman, mural itu bertujuan untuk mengenalkan kekayaan budaya Indonesia.

"Itu sekaligus untuk mengenalkan budaya lain juga," ujarnya.

Mural bergambar orang berpakaian adat berbagai daerah di Indonesia di tiang beton Jalan Layang Non-tol (JLNT) Antasari, Jakarta Selatan. Foto diambil Rabu (14/3/2018).KOMPAS.com/NURSITA SARI Mural bergambar orang berpakaian adat berbagai daerah di Indonesia di tiang beton Jalan Layang Non-tol (JLNT) Antasari, Jakarta Selatan. Foto diambil Rabu (14/3/2018).

Adapun mural di JLNT Antasari dilukis oleh perwakilan dari 63 SMA dan SMK di Jakarta. Mural itu diciptakan untuk membuat Jakarta lebih indah lagi.

Baca juga : Sumringahnya Anies, Sabtu Pagi Melukis Mural di Tiang Jalan Layang Antasari

Pemprov DKI Jakarta bekerja sama dengan pelaku industri dalam pembuatan mural itu. Lebih dari 1.000 liter cat digunakan untuk pengecatan tiang-tiang JLNT Antasari.

Sebelum pengecatan, telah dilakukan seleksi terlebih dahulu terhadap lukisan yang akan dibuat para siswa. Institut Kesenian Jakarta bertugas melakukan kurasi atas ide-ide lukisan itu.

Baca juga : Mewarnai Jakarta ala Anies-Sandiaga...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com