Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

26 dari 59 Kasus Gizi Buruk di Tangsel Sudah Ditangani Dinkes

Kompas.com - 14/03/2018, 21:45 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Icha Rastika

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Plt Kepala Dinas Kesehatan Tangerang Selatan (Tangsel) Suhara Manullang menyampaikan bahwa 59 kasus gizi buruk di Tangsel yang ada pada tahun ini merupakan akumulasi dari tahun sebelumnya.

"Jadi dapat saya jelaskan kalau 59 kasus gizi buruk itu merupakan akumulasi sejak 2017 yang ada 37 kasus dan ditambah 22 kasus pada Januari-Februari 2018," kata Suhara saat jumpa pers di Kantor Dinkes Tangsel, Serpong, Rabu (14/3/2018).

Dari 59 kasus tersebut, 26 di antaranya sudah ditangani Dinkes Tangsel hingga Februari kemarin. Sementara itu, 33 kasus lainnya masih dalam penanganan pihak Dinkes Tangsel.

"26 anak yang menderita gizi buruk sudah kami tangani, tetapi tetap masih dalam pengawasan oleh petugas puskesmas selama sebulan satu kali. Sementara 33 kasus lainnya saat ini kita coba terus untuk sembuhkan," ujar Suhara.

Baca juga : Puluhan Anak Gizi Buruk di Tangsel karena Salah Pola Asuh dan Penyakit Bawaan

Adapun kasus gizi buruk yang melanda Tangsel ini terjadi hampir di semua kecamatan, mulai dari Pamulang, Serpong, Pondok Aren, Ciputat, Ciputat Timur, Setu, dan Serpong Utara.

"Kalau dari kelurahannya paling banyak itu di Pondok Kacang Timur dengan enam kasus, tapi empat anak sudah sembuh dan Pamulang Timur empat kasus," ujar Suhara.

Berdasarkan data yang dihimpun Kompas.com dari Dinkes Tangsel, pada 2017, ada 109 kasus gizi buruk di kota yang dipimpin oleh Airin Rachmi Diany ini.

Presentase kasus kesembuhan dari kasus gizi buruk selama tahun tersebut mencapai 66 persen atau sebanyak 72 kasus berhasil ditangani oleh Dinkes Tangsel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com