JAKARTA, KOMPAS.com - Manfaat Kanal Banjir Timur yang membentang sepanjang 23,5 kilometer rupanya tak hanya untuk pencegahan banjir di wilayah Jakarta Timur dan Utara.
Kanal yang dirancang sejak zaman kolonial Belanda itu juga dimanfaatkan oleh warga untuk berkebun dan memancing. Kanal itu juga menjadi 'kawah candradimuka' bagi puluhan atlet dayung di Provinsi DKI Jakarta.
Pelatih Kepala Persatuan Olahraga Dayung Selurub Indonesia (PODSI) DKI Jakarta Qurrotal Ayun mengatakan, sudah lima tahun terakhir mereka berlatih di Kanal Banjir Timur, tepatnya di Pintu Air WEIR 3 Marunda.
Ayun menuturkan, sebelumnya mereka berlatih di Bahtera Jaya, Ancol. Namun, cuaca yang tidak menentu membuat Ayun dan anak asuhnya mesti berhijrah.
"Makin lama global warming kali ya ini membawa dampak kepada cuaca sehigga kita ga bisa memprediksi waktu. Program kita terhambat ketika kita melakukan latihan di air karena ombak lalu lintas kapal," katanya.
Baca juga : Busa di KBT Marunda Disebut karena Pertemuan Air Laut dan Tawar
Para atlet pun tak bisa memanfaatkan Waduk Sunter Barat. Ayun mengatakan, panjang waduk itu tidak sesuai dengan spesifikasi.
"Kita butuh minimal 2,5 kilometer karena ada nomor 2.000 meter. Danau Sunter panjangnya hanya satu kilometer lebih dikit," katanya.
Mendayung lautan busa
Sejak berlatih di KBT pada 2013, para atlet dayung mempunyai tempat latihan yang cukup representatif. Lintasan yang panjang dan omba yang tak begitu tinggi membuat para atlet dapat nyaman berlatih.
Puncaknya, Ayun berhasil mengantar salah seorang anak didiknya untuk berlaga di Olimpiade Rio 2016
Atlet-atlet yang berlatih di KBT memang sangat beragam, mulai dari usia belasan tahun hingga seorang olimpian pun berlatih di sana.
Namun, kemunculan busa di KBT Marunda beberapa waktu terakhir rupanya ikut mempengaruhi program latihan yang disusun Ayun dan kawan-kawan.
Ia menuturkan, para atlet terpaksa mendayung di tengah hamparan busa tebal. "Ya kita tetap latihan di sini, kalau enggak di sini di mana lagi," katanya.
Sebenarnya, Ayun bisa mengadakan latihan di bagian KBT lainnya. Namun, ia menilai, butuh banyak tenaga untuk menggotong peralatan dayung dan kapal-kapalnya ke sana. Apalagi, banyak anak didiknya yang masih berusia belia.
Baca juga : Warga Sudah Biasa Lihat Busa di Marunda
Walau mesti berjibaku di tengah lautan busa, Ayun tetap memprioritaskan kesehatan dan keselamatan para atlet.