Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Greenhouse Rusun Marunda yang Dimodali Jokowi Rp 450 Juta Tak Terurus

Kompas.com - 26/03/2018, 17:58 WIB
Ardito Ramadhan,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah greenhouse atau rumah kaca berdiri di halaman Rumah Susun Marunda Blok A, Jakarta Utara. Keberadaan greenhouse tersebut seolah hidup segan mati tak mau di tengah keramaian kehidupan rusun.

Pantauan Kompas.com, deretan pipa paralon yang difungsikan sebagai wadah tanaman terlihat kosong. Tumpukan peralatan pertanian terlihat terkumpul di salah satu pojok bangunan.

Suasana greenhouse tersebut seakan telah lama tak dihuni. Rumput setinggi pinggang terlihat di sejumlah titik. Rumput-rumput itu menjadi satu-satunya tumbuhan yang hidup di bangunan berukuran 16 x 40 meter persegi tersebut. Jaring-jaring tipis yang menyelimuti greenhouse juga robek di beberapa bagian.

Ernov, seorang petani yang ditemui Kompas.com mengatakan bahwa greenhouse itu sudah tak digunakan sejak Desember 2017.

Baca juga : Dulu Bisa Raup Rp 15 Juta Per Bulan, Pertanian di Rusun Marunda Kini Lesu

"Dari 2017 akhir sudah enggak dipakai lagi karena bolong-bolong gitu. Kalau bolong-bolong gitu kan serangga hama bisa masuk," katanya di Rusun Marunda, Senin (26/3/2018).

Rumah hidroponik di Rusun MarundaKOMPAS.COM/DIAN FATH Rumah hidroponik di Rusun Marunda
Akibatnya, para petani pun tak lagi menanam sayur-sayuran dan daun-daunan seperti pokcay dan caisim yang ditanam secara hidroponik di dalam greenhouse.

Saat ini, para petani di Rusun Marunda memilih bercocok tanam tanpa menggunakan greenhouse. Beberapa tanaman yang digarap oleh para petani antara lain tomat, cabai, dan bawang.

Baca juga : Biaya Rumah Hidroponik Rusun Marunda dari Kantong Pribadi Jokowi

Kepala Unit Pengelola Rumah Susun Marunda Yasin Pasaribu mengatakan, biaya untuk memperbaiki greenhouse tersebut terlampau besar. Ia menyebut perbaikan greenhouse merupakan tanggung jawab Dinas Pertanian.

"Kita enggak punya anggarannya, saya rasa itu ada di Dinas Pertanian. Biayanya pun besar, untuk rehabilitasi atap itu bisa sampai puluhan juta," kata Yasin saat dihubungi, Senin (26/3/2018).

Bagian dalam greenhouse di Rusun Marunda yang ditumbuhi rumput liar.KOMPAS.COM/Ardito Ramadhan D Bagian dalam greenhouse di Rusun Marunda yang ditumbuhi rumput liar.
Greenhouse tersebut diresmikan oleh Joko Widodo ketika ia menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 2014 lalu. Dana pembangunan greenhouse itu pun disebut berasal dari kantung pribadi Jokowi.

Baca juga : Rp 450 Juta dari Jokowi untuk Rumah Hidroponik di Rusun Marunda

Setelah menggunakan greenhouse, Kelompok Tani Marunda Hijau Rusun Marunda dapat meraup Rp 500.000 per hari dari sayur yang mereka tanam di greenhuse. Bila ditotal, kelompok tani itu mendapatkan Rp 15 juta dalam sebulan pada 2014.

Baca juga : Kelompok Tani Rusun Marunda Raup Rp 15 Juta Per Bulan

Jaring tipis yang menyelimuti greenhouse di Rusun Marunda tampak bolong di beberapa bagian.KOMPAS.COM/Ardito Ramadhan D Jaring tipis yang menyelimuti greenhouse di Rusun Marunda tampak bolong di beberapa bagian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com