Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Joki Kursi, Katedral Berlakukan Pendaftaran "Online" pada Jumat Agung

Kompas.com - 30/03/2018, 11:21 WIB
Nursita Sari,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gereja Katedral, Jakarta Pusat, kembali memberlakukan sistem pendaftaran secara online pada Ibadah Jumat Agung dan Sabtu Suci pada tahun 2018 ini. Ini merupakan tahun kedua diberlakukannya sistem online.

Humas Gereja Katedral Susyana Suwadie mengatakan, pendaftaran online diberlakukan untuk mencegah adanya joki kursi.

"(Pendaftaran online) untuk menghindari umat bisa jatuh dan berdesak-desakan, kemudian juga ada kecenderungan menitip kursi. Jadi, istilahnya ada joki kursi," ujar Susyana di Gereja Katedral, Jumat (30/3/2018).

Susyana menjelaskan, pendaftaran online diberlakukan bukan untuk mempersulit jemaah yang hendak beribadah. Pendaftaran online ini diberlakukan untuk menjaga ketertiban.

"Registrasi online ini tujuannya bukan untuk mempersulit umat, tapi untuk mengedukasi umat agar bisa lebih saling berbela rasa, tidak berdesak-desakan seperti kalau mau ke bioskop," kata dia.

Baca juga : 155 Polri dan TNI Amankan Pelaksanaan Jumat Agung di Katedral

Untuk jemaah yang tidak mendaftar online, kata Susyana, mereka bisa beribadah di halaman gereja. Gereja Katedral telah menyiapkan tenda dan kursi-kursi untuk ibadah tersebut.

"Kalau di luar gereja, di tenda, dan juga di aula, umat bisa datang langsung. Di luar bisa on the spot," ucap Susyana.

Ibadah pada Jumat Agung di Gereja Katedral dibagi menjadi empat. Ibadah pertama yakni visualisasi Jalan Salib Kreatif OMK yang berlangsung pada pukul 09.00 tadi di halaman gereja.

Selanjutnya yakni Ibadah Penghormatan Salib yang akan digelar berturut-turut pada pukul 12.00 WIB, 15.00 WIB, dan 18.00 WIB.

Baca juga : Membungkus Pancasila di Gereja Katedral Jakarta

Kompas TV Pembangunan Tempat Ibadah di Irak Lambat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com