JAKARTA, KOMPAS.com - Orangtua anak-anak yang menjadi korban pelemparan bom molotov di Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur, menyebut anak-anak mereka masih mengalami trauma.
Peristiwa pelemparan bom itu terjadi pada 13 November 2016 atau hampir 1,5 tahun lalu.
Jekson Sihotang, ayah Anita Sihotang, menyampaikan, meski luka bakar anaknya mulai membaik, namun kondisi psikologisnya masih belum pulih.
Anita bahkan selalu ketakutan saat mendengar suara motor dinyalakan untuk dipanaskan mesinnya.
"Sebelum kejadian, manasin motor enggak pernah takut. Belakangan, sudah panasin sedikit, lari ke rumah," kata Jekson saat bersaksi dalam sidang kasus peledakan bom Thamrin dengan terdakwa Aman Abdurrahman di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (17/4/2018).
Baca juga : Ibu Korban Bom Samarinda Menangis Ceritakan Kondisi Anaknya yang Sudah 28 Kali Dioperasi
Tak hanya itu, Jekson menyebut Anita juga sering berteriak saat mendengar bunyi petasan di malam lebaran. Suara-suara yang cukup kencang selalu mengingatkan Anita pada peristiwa bom Samarinda yang saat itu umurnya masih 2,5 tahun.
Kondisi trauma juga masih dialami Alvaro Aurrelius, korban lainnya. Alvaro bahkan sering ketakutan saat Ibunya, Marsyana Tiur Novita, memasak karena melihat api.
"Dia kalau lihat saya masak, histeris. Kalau aktivitas, dia biasa (sudah normal)," ujar Marsyana dalam kesempatan yang sama.
Saat ini, Alvaro masih menjalani pengobatan untuk menumbuhkam rambutnya. Sebab, saat pelemparan bom molotov, setengah rambutnya terbakar.
Dorta Marnaek, Ibu Trinity Hutahaean, menyebut anaknya juga masih trauma dan sedang menjalani pemulihan.
"Kami masih pulihkan psikologinya dia," ucap Dorta.
Adapun Aman Abdurrahman dalam kasus ini didakwa menggerakkan orang untuk melakukan berbagai aksi terorisme, termasuk bom Thamrin dan Samarinda.
Aman menggerakkan orang untuk melakukan teror dengan berceramah. Materi ceramah itu diambil dari buku seri materi tauhid karangannya sendiri.
Selain saksi yang berkaitan dengan kasus bom Samarinda, jaksa juga pernah menghadirkan terpidana bom Samarinda dan orang-orang yang berkaitan dengan bom Kampung Melayu dan lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.