Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Calo Menyiasati Tukar Uang Baru dari Tempat Penukaran Resmi

Kompas.com - 24/05/2018, 20:00 WIB
David Oliver Purba,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bisnis penukaran uang di pinggir jalan selalu eksis ketika menjelang Idul Fitri.

Para calo penukaran uang kerap berkumpul di sekitar kawasan yang dianggap potensial untuk menjajakan uang yang mereka miliki, untuk meraup keuntungan.

Lalu, bagaimana para calo ini mendapatkan uang baru dari tempat penukaran uang resmi?.

Nainggolan, calo penukaran uang di kawasan Stasiun Kota Tua mengatakan, mereka menukarkan uang dengan memanfaatkan warga yang mengantre di tempat penukaran resmi yang dibuka sejumlah bank.

Baca juga: Layanan Penukaran Uang Kecil di Lapangan IRTI Monas Diserbu Warga

Warga itu diberikan imbalan oleh para calo untuk mengantre menukarkan uang. "Jadi, kita kasih uang ke mereka, nanti mereka yang antre. Tinggal kasih KTP saja. Nanti entah kita kasih lah uang rokoknya," ujar Nainggolan, Kamis (24/5/2018).

Satu orang diberikan uang sebesar Rp 3,7 juta, jumlah maksimal yang bisa ditukarkan oleh seorang individu ke tempat penukaran uang resmi. Uang yang ditukarkan untuk pecahan Rp 2.000 hingga Rp 20.000.

Setelah menukar uang, warga bisa kembali lagi untuk bertransaksi empat hari setelahnya. Bank yang menyediakan penukaran uang akan meminta masyarakat untuk memperlihatkan KTP yang nantinya akan dicatat di dalam database.

Baca juga: Di Rest Area Ini Ada Layanan Penukaran Uang Bagi Pemudik

 

Namun, untuk mengakali hal tersebut, para calo akan kembali merekrut warga yang belum pernah menukar uang ke tempat penukaran resmi.

"Dari pagi itu anggota kita banyak mengantre mau di Monas, di dekat Museum Bank Mandiri, ini juga banyak yang ngantre," ujar Nainggolan.

Nainggolan mengatakan, hampir seluruh petugas keamanan yang berjaga tempat penukaran uang mengetahui ciri-ciri orang yang menjadi calo. Namun, karena dianggap sudah biasa, maka petugas keamanan membiarkan penukaran uang tersebut.

"Ya tahu lah mereka, sampai ada yang bilang, 'waduh, tokehnya datang nih'. Tapi karena sudah biasa ya, dibiarkan saja," ujar Nainggolan.

Kompas TV Kini mengisi waktu ngabuburit mereka untuk menukar uang baru untuk Lebaran nanti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com