Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Walikota Tak Sanggup Cegah PKL Musiman Okupasi Jalan Jatinegara

Kompas.com - 15/06/2018, 12:50 WIB
Stanly Ravel,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardana mengatakan, fenomena pedagang musiman memenuhi Jalan Bekasi Barat di depan Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur, pada malam takbiran, Kamis (14/6/2018) kemarin, sudah menjadi tradisi.

"Ini memang tidak bisa dicegah karena sudah tradisi. Jadi selain pedagang cari untung, memang masyarakatnya juga membutuhkan karena harganya relatif murah," kata Bambang di Stasiun Jatinegara, Kamis.

Awalanya, Pemkot Jakarta Timur merelokasi para pedagang musiman tersebut ke Jalan Bekasi 1, tepat di samping Sentra Batu Akik Rawa Bening. Namun, Kamis jelang malam kemarin ratusan pedagang datang dan meminta petugas Satpol PP menutup Jalan Bekasi Barat. Sejumlah pedagang bahkan nekat menggelar lapak di jalur bus transjakarta.

Baca juga: 385 Petugas Gabungan Dikerahkan untuk Tertibkan Kawasan Jatinegara

Setelah beberapa kali melakukan negosiasi, pukul 19.20 WIB, Satpol PP Kecamatan Jatiengara bersama Asisten Perekonomian dan Pembangunan Jakarta Timur memberi izin para pedagang membuka lapak di Jalan Bekasi Barat. Jalan ditutup dan arus lalu lintas dialihkan ke Bekasi 1.

Namun para pedagang tidak boleh mendirikan lapaknya di lintasan busway yang masih beroperasi hingga pukul 22.00 WIB.

"Kami buka karena memang sudah urgent. Makin malam mereka makin banyak, tidak terbendung. Perjanjianya mereka tidak menempati busway, kita juga tetap sterilkan jalurnya," kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan Jaktim Syofian Thahir.

Syofian menjelaskan, para pedagang musiman ini datang dari berbagai wilayah, bukan hanya pedagang setempat. Ada dari Tangerang, Bekasi, Bogor, Sukabumi, dan Bandung.

Ia menjelaskan kondisi tersebut sudah menjadi tradisi.

Keberadaan PKL tersebut tidak lepas dari adanya praktik jual beli lapak yang dilakukan ormas tertentu.

"Mereka memang ada yang mengontrol, seperti ada oknum-oknum kordinator dari ormas. Kami hanya bisa berupaya untuk menjaga agara tetap tertib, sehingga masyarakat pengguna jalan serta busway juga tetap bisa melintas," kata dia.

Baca juga: Satpol PP Izinkan PKL Musiman Buka Lapak di Jalan Bekasi 1, Jatinegara

Beberapa pedagang mengakui bahwa mereka memberikan setoran kepada oknum yang berperan sebagai kordinator. Jumlah bayarannya tidak menentu.

"Sistemnya seperti sewa lapak. Ada yang bayar Rp 100.000 ada yang Rp 150.000," ujar F, pedagang asal Tangerang.

Hal itu juga diutaran rekanya, M, yang menjual baju-baju anak kecil. Menurut M, biasanya pembayaran tergantung waktu berdagang, semakin mepet waktunya akan semakin mahal.

"Biasanya tergantung hari, kalau makin ke sini (jelan Lebaran) makim mahal. Tadi malah ada nyewa sampai Rp 180.000 kalau ngga salah karena dia siangnya baru daftar," ujar dia.

Sejak Kamis siang, sudah banyak terdapat coretan di atas aspal di Jalan Bekasi Barat sebagai penanda lapak pedagang. Namun coretan tersebut dihapus petugas Satpol PP bersama pasukan oranye karena dianggap tidak mengikuti aturan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com