Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kawasan Kota Tua Jadi Incaran PKL Musiman

Kompas.com - 20/06/2018, 18:33 WIB
Rima Wahyuningrum,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pedagang Kaki Lima (PKL) memenuhi kawasan wisata Kota Tua, Jakarta Barat pada libur Lebaran.

Jafri, salah satu pedagang mi ayam di depan Museum Bank Mandiri mengaku sudah lama berjualan di kawasan Kota Tua.

"Saya sudah lama di sini. Memang jualan di sini, enggak pas liburan aja," kata Jafri kepada Kompas.com, Rabu (20/6/2018).

Ia menggelar terpal sebagai tempat duduk untuk pembelinya dan membentangkan atap dari bahan terpal. Sementara gerobaknya berjajar dengan pedagang lain seperti bakso, ketoprak dan minuman dingin.

Baca juga: Penataan Kota Tua, Dinas UKM Data PKL

Jafri mengaku tak masalah dengan keramaian pedagang lain yang datang di saat musim libur Lebaran.

"Ya enggak papa, sama-sama cari rezeki kan," katanya.

Baca juga: Penataan Kota Tua, Dinas UKM Data PKL

Hal berbeda dinyatakan oleh pedagang minuman es buah dan es kelapa gerobak bernama Asep. Pria asal Cirebon ini mengaku hanya berjualan pada musim libur Lebaran. 

"Pas lagi liburan begini aja ke sini. Sudah dari H-1 Lebaran, Mba. Ini lagi ditunggu di kampung kalau sudah selesai musimnya (liburan)," kata Asep yang berdagang di Jalan Lada.

Sehari-harinya, ia menjadi buruh lepas dan membuka warung di rumahnya kawasan Tambora. Sementara berdagang minuman dingin ini hanya dilakukan saat liburan besar saja di Jakarta.

PKL mengelilingi Taman Fatahillah seperti di Jalan Kunir, Jalan Lada, Jalan Ketumbar dan Jalan Kali Besar Utara. Mereka menjajakan beragam jenis dagangan seperti makanan, minuman dingin, aksesoris hingga pernak-pernik serba guna.

Baca juga: PKL Kota Tua Membeludak, Sandiaga Minta Kadis UMKM Berinovasi

Pada kesempatan berbeda, Kepala Satpol PP Jakarta Barat, Tamo Sijabat mengatakan, pihaknya menurunkan 150 petugas untuk menghalau keberadaan PKL agar tidak mengganggu pengunjung Kota Tua.

"Karena kawasan Kota Tua kawasan terbuka dan pengawasan lebih sulit. Pedagang masuk dari 10 titik lebih. Nah, sehingga kita menata saja karena semakin banyak, kita hanya bisa menghalau," kata Tamo saat dihubungi, Rabu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com