Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Keluhkan Bau Tak Sedap hingga Nyamuk di Saluran Air Duren Sawit

Kompas.com - 26/06/2018, 15:48 WIB
Ardito Ramadhan,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sampah yang memenuhi selokan di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Duren Sawit, Jakarta Timur dinilai mengganggu warga yang beraktivitas di sekitar sana.

Sejumlah warga yang ditemui Kompas.com pada Selasa (26/6/2018) menuturkan, selokan tersebut kerap menimbulkan bau tak sedap apalagi bila baru turun hujan.

"Kalau hujan itu bau, banyak nyamuk dari situ. Ya namanya pencemaran ya mengganggu banget buat kita," kata Iwan, seorang pengojek di sekitar lokasi.

Iwan menuturkan, selokan yang dipenuhi sampah-sampah yang menggumpal dan telah berwarna hijau lumut itu dinilainya mengganggu kenyamanan dan pemandangan.

Baca juga: Menengok Saluran Air Penuh Sampah di Duren Sawit

"Saya juga suka benci ngeliatnya tuh, jorok banget kan daun-daun sama plastik-plastik gitu isinya. Sampai warnanya jadi belrumut gitu," katanya.

Proyek pembangunan turap yang dinilai sebabkan penuhnya sampah di selokan Jalan I Gusti Ngurah Rai, Jakarta Timur, Selasa (26/6/2018).KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D Proyek pembangunan turap yang dinilai sebabkan penuhnya sampah di selokan Jalan I Gusti Ngurah Rai, Jakarta Timur, Selasa (26/6/2018).

Tiran, seorang warga yang berjualan tak jauh dari lokasi tumpukan sampah juga mengeluhkan hal serupa. Ia pun hanya bisa menyerahkan pembersihan selokan itu kepada pihak yang berwenang.

"Ya kita terganggu lah lihat sungai kotor kayak begitu, jorok banget kan? Tapi kita mah ikut aja kalau dibersihin ya bagus, kalau enggak ya mau gimana, tapi jelas terganggu," katanya.

Baca juga: Sampah Menumpuk di Saluran Air Duren Sawit, Ini Penyebabnya...

Tiran menambahkan, volume sampah di saluran air tersebut meningkat apabila hujan turun.

"Apalagi kalau hujan, kan banjirnya semuanya pada kebawa, ya sandal-sandal namanya banjir kan apa saja ada," kata Tiran.

Baik Tiran dan Iwan pun meminta agar warga dapat menjaga kebersihan dan tidak buang sampah sembarangan. Mereka mengatakan, tidak banyak warga di sekitarnya yang buang sampah sembarangan ke sungai.

"Kalau ini sih sampahnya udah dari sananya mas, kalau di sini kayaknya enggak ada yang buang. Wah kalau ada yang buang sampah ke sungai pasti langsung saya marahin, kan kebersihan sebagian dari iman," kata Iwan.

Baca juga: Pasukan Oranye Bersihkan Sampah yang Penuhi Saluran Air di Duren Sawit

Sementara itu, Ali yang menjajakan koran di sekitar lokasi juga mengeluhkan hal serupa. Namun, ia mesti menerima kondisi tersebut.

"Namanya sampah ya pasti bau terus kotor, belum lagi polusinya juga dari mobil dan motor. Tetapi saya mau jualan di mana lagi kalau enggak di sini," katanya.

Baginya, kotornya selokan di dekat tempatnya berjualan sudah jadi pemandangan biasa. "Ya namanya dekat kali ya sudah biasa banyak sampah," katanya.

Adapun tergenangnya sampah di sana ditengarai oleh adanya proyek pembangunan turap yang menyumbat saluran air.

"Saluran tersebut sedang dalam perbaikan turap yang dilaksanakan oleh Sudin Tata Air sehingga mungkin jadi kelihatan kotor dan tidak terawat," kata Lurah Malaka Sari, Jarden Pakpahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com