Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Selfie" dan "Share Loc" Jadi Pola Pemantauan Pewawancara "Quick Count" Litbang Kompas

Kompas.com - 27/06/2018, 11:01 WIB
Sherly Puspita,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Pusat Kendali Litbang Kompas Andreas Yoga mengatakan, tim Litbang Kompas melakukan pemantauan ketat terhadap setiap tahapan distribusi data pemilih dalam pemilihan kepada daerah (Pilkada) serentak yang digelar di Jawa Barat, Jawa Tangah, dan Jawa Timur, Rabu (27/6/2018) ini.

Salah satu bagian yang mendapatkan pengawasan ketat adalah para interviewer atau pewawancara yang bertugas melakukan survei di setiap tempat pemungutan suara (TPS).

"Pukul 07.00 teman-teman interviewer harus sudah di TPS. Nah kami di war room (Pusat Kendali Litbang Kompas) di Jakarta ini bertugas memantau siapa saja interviewer yang pada pukul 07.00 belum di lapangan," kata Yoga di Pusat Kendali Litbang Kompas, Palmerah Selatan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu.

Baca juga: Mengintip War Room Litbang Kompas untuk Quick Count Pilkada 2018

Ia melanjutkan, setiap interviewer yang telah tiba di TPS wajib mengirimkan selfie atau swafoto melalui aplikasi ke war room yang ada di Pusat Kendali Litbang Kompas.

"Jadi mereka berselfie dengan latar belakang TPS yang jadi tanggung jawabnya," kata dia.

Tak hanya itu, lanjut Yoga, pergerakan para interviewer pun dipantau. Mereka wajib share location atau mengirimkan posisinya melalui aplikasi Global Positioning System (GPS).

"Mereka harus share lokasi, jadi ketahuan TPS-nya di situ. Bergeser 200 meter pun warnanya langsung berubah, kami langsung telepon yang bersangkutan. Kami tanya, kamu di mana, kok berubah TPS-nya," kata dia.

Menurut Yoga, dengan pola ini, diharapkan seluruh interviewer mengirimkan data di lapangan dengan cepat, tepat, dan akurat.

Manager Litbang Kompas Toto Suryaningtyas memaparkan, dalam proses hitung cepat kali ini, pihaknya mengambil sampel sebanyak 400 TPS tiap provinsi. Sampel dipilih dengan metode stratified systematic sampling yang tersebar di seluruh daerah.

Baca juga: Persiapan SDM Litbang Kompas demi Lahirkan Data Quick Qount Akurat

Ia mengatakan, pihaknya memutuskan mengambil sampel 400 TPS berdasarkan pertimbangan jumlah populasi TPS, dana, serta akses yang dimiliki Litbang Kompas.

Quick count atau hitung cepat kali ini melibatkan banyak tenaga lapangan. Tiap provinsi, akan ada 400 interviewer, 97 orang koordinator lapangan, dan sembilan orang koordinator wilayah.

Jadi, total ada 497 orang yang bekerja di lapangan di tiap provinsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Megapolitan
Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Megapolitan
DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Megapolitan
Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Megapolitan
DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Megapolitan
Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Megapolitan
DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com