Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Logistik Keluhkan Kemacetan di Tanjung Priok

Kompas.com - 11/07/2018, 21:32 WIB
Ardito Ramadhan,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kemacetan lalu lintas parah yang terjadi kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, dikeluhkan sejumlah pengusaha angkutan logistik.

Truck Manager PT Dunia Express Transindo Tonny Wijaya mengatakan, waktu tempuh menuju kawasan Pelabuhan Tanjung Priok dari kantornya di Sunter bisa mencapai sembilan jam padahal jarak antara dua tempat itu hanya tujuh kilometer.

"Aktual yang pernah saya jalani, supir kami itu jalan dari Sunter menuju ke Pelabuhan Tanjung Priok itu baru tiba di sana pernah (setelah) 9 jam. Tetapi rata-rata 3-6 jam perjalanan," kata Tonny saat dihubungi Kompas.com, Rabu (11/7/2018).

Tonny menyebut supirnya pernah menghabiskan waktu 5 jam dari Sunter hanya untuk sampai ke pintu masuk Pelabuhan.

Baca juga: Kemacetan di Tanjung Priok yang Menjalar...

Tonny mengatakan, kemacetan itu merugikan perusahaannya. Pernah dalam satu hari, kata dia, sopirnya sempat tidak bisa menyelesaikan satu ritase. Akibatnya, penghasilan para sopir pun menurun.

"Utilisasinya yang seharusnya satu hari satu perjalanan menjadi dua hari satu perjalanan. Kalau dia sehari dapat Rp 100 ribu, dua hari dia dapet Rp 100 ribu juga. Seharusnya dia bisa dapat Rp 200 ribu kan," kata dia.

Wakil Ketua V DPD Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia Jimmy Ruslim bercerita bahwa salah seorang supirnya menangis karena stres menghadapi kemacetan di Tanjung Priok.

"Kami masih ramai orderan, saya tambahin orderan lagi, nangis dia. Tambahin duit juga nangis, stress dia. Ga mau dia pergi lagi, minta ampun," katanya.

Senada dengan Tonny, Jimmy menyebut kemacetan parah selalu terjadi hampir setiap hari. Bahkan, ia mengatakan bahwa kemacetan berlangsung hingga di dalam kawasan pelabuhan.

"Sempat kami mengalami sampai malam-malam itu delapan jam, ada yang dari jam 11 (siang) sampai sana jam 10 malam. Dari keluar Kodim sudah macet, sampai sana lebih parah lagi. Delapan jam macetnya saja," katanya.

Walau tak bisa menyebut nilai kerugian materi secara detail, Tonny dan Jimmy menyebut pengusaha angkutan logistik dirugikan karena meningkatnya ongkos perjalanan sementara pemasukan tidak berubah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Petugas Gabungan Tertibkan Parkir Liar di Senen, 25 Motor Diangkut

Petugas Gabungan Tertibkan Parkir Liar di Senen, 25 Motor Diangkut

Megapolitan
Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Megapolitan
Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Megapolitan
Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Megapolitan
Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Megapolitan
2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

Megapolitan
Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Megapolitan
Gugat Kenaikan Pangkat Prabowo, LBH Jakarta: Rawan Konflik Kepentingan

Gugat Kenaikan Pangkat Prabowo, LBH Jakarta: Rawan Konflik Kepentingan

Megapolitan
Soal Dugaan Mayat Dalam Toren Terkait Penggerebekan Kasus Narkoba, Polisi: Fokus Identifikasi Dulu

Soal Dugaan Mayat Dalam Toren Terkait Penggerebekan Kasus Narkoba, Polisi: Fokus Identifikasi Dulu

Megapolitan
Ponsel Pria Dalam Toren di Pondok Aren Hilang, tetapi Masih Aktif

Ponsel Pria Dalam Toren di Pondok Aren Hilang, tetapi Masih Aktif

Megapolitan
Satu Pelajar Kritis Usai Terlibat Tawuran di Bekasi

Satu Pelajar Kritis Usai Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Sindikat Curanmor di Palmerah Bobol 4 Motor Tiap Semalam Selama Tiga Bulan

Sindikat Curanmor di Palmerah Bobol 4 Motor Tiap Semalam Selama Tiga Bulan

Megapolitan
Agenda Pemeriksaan SYL dalam Kasus Firli Besok Terhalang Jadwal Sidang

Agenda Pemeriksaan SYL dalam Kasus Firli Besok Terhalang Jadwal Sidang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com