Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Distribusi Daging Kurban di Istiqlal Tidak Pakai Kupon?

Kompas.com - 22/08/2018, 18:21 WIB
Dean Pahrevi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Humas Masjid Istiqlal, Abu Abdul Salam mengatakan, pendistribusian daging hewan kurban di masjid itu tidak lagi berdasarkan pembagian kupon tetapi dengan diantar langsung ke permukiman warga di sekitar area masjid. Cara itu  dinilai lebih manusiawi.

"Lebih terhormat, lebih manusiawi dibandingkan datang langsung ke Istiqlal. Datangnya itu tidak hanya dari Jabodetabek, 5-6 tahun yang lalu ada yang dari Cikarang datang ke sini. sekarang kami balik, diprioritaskan masyarakat sekitar Istiqlal, lebih nyaman, masyarakat juga puas," kata Abu kepada Kompas.com, Rabu (22/8/2018).

Abu menambahkan, jika pendistribusian daging hewan kurban dilakukan dengan menggunakan kupon, hal itu bisa membuat kegaduhan. Sebaliknya, dengan diantarkan langsung ke permukiman warga, tidak akan menyulitkan warga dalam mendapatkan daging.

"Dalam beberapa tahun ini alhamdulillah gak ada keluhanan. justru masyarakat senang, gak perlu capai-capai datang ke Istiqlal untuk mendapatkan satu kilogram daging," ujar Abu.

Baca juga: Daging Hewan Kurban di Istiqlal Didistribusikan kepada Warga Sekitar Masjid

Dalam pendistribusian daging hewan kurban, panitia sudah berkoordinansi dengan pihak RT dan RW setempat. Diperkirakan ada 5.000 mustahiq (orang yang berhak menerima daging) akan menerima daging hewan kurban. Per orang akan mendapat satu kilogram daging.

"Kami bekerja sama dengan RT, RW kelurahan masyarakat dan kelompok-kelompok masyarkat dan itu tiap tahun didata. Karena itu kalau tidak di-update takutnya yang tadinya mustahiq terus dua tahun lagi kaya raya kan dia sudah tidak berhak lagi," kata Abu.

Pada Hari Raya Idul Adha tahun ini, Masjid Istiqlal akan menyembelih sejumlah hewan kurban, yakni 26 ekor sapi dan 17 ekor kambing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com