Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekan Terakhir Asian Games, Penumpang Menumpuk di Halte Gelora Bung Karno

Kompas.com - 31/08/2018, 20:29 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjelang berakhirnya Asian Games 2018, pengunjung Gelora Bung Karno (GBK) membeludak, Jumat (31/8/2018) malam.

Kondisi itu menyebabkan antrean penumpang transjakarta menumpuk di Halte GBK.

Pantauan Kompas.com Jumat pukul 19.30 WIB di lokasi, penumpukan antrean sudah terlihat dari pintu 6 GBK yang berada tepat di samping Halte GBK.

Kemacetan juga tampak di Jalan Sudirman arah Bundaran Senayan, sedangkan arus sebaliknya menuju Dukuh Atas terpantau ramai lancar.

Beberapa bus transjakarta tampak tidak dapat melaju karena kepadatan lalu lintas dan beberapa mobil menerobos masuk jalur transjakarta.

Baca juga: Jelang Acara Penutupan Asian Games, Polda Metro Gelar Razia Preman

Salah satu penumpang, Yani, mengungkapkan, ia telah menunggu sekitar 30 menit untuk naik ke Halte GBK.

"Antreannya panjang banget ini, saya sudah hampir 30 menit berdiri di sini cuma mau naik ke halte loh. Saya mau menuju Halte Dukuh Atas," ujar Yani, kepada Kompas.com, di lokasi.

"Transjakarta menuju Kota juga lama banget datangnya. Jadinya penumpang numpuk di halte kan. Tumben banget kayak begini," sambung dia.

Menjelang berakhirnya Asian Games 2018, pengunjung Gelora Bung Karno (GBK) membludak pada Jumat (31/8/2018).  Kondisi itu menyebabkan antrean penumpang TransJakarta menumpuk di Halte GBK. KOMPAS.com/ RINDI NURIS VELAROSDELA Menjelang berakhirnya Asian Games 2018, pengunjung Gelora Bung Karno (GBK) membludak pada Jumat (31/8/2018). Kondisi itu menyebabkan antrean penumpang TransJakarta menumpuk di Halte GBK.

Penumpang lainnya, Aris, mengungkapkan, ia telah menunggu selama 45 menit untuk naik transjakarta jurusan Blok M.

"Saya berdiri di sini malahan sudah 45 menit. Cuma mau naik ke halte ya. Enggak tahu berapa lama lagi saya harus nunggu busnya," ungkap Aris.

"Saya juga enggak tahu ya, tumben nih macet parah sampai transjakarta juga enggak gerak. Padahal, arus menuju Dukuh Atas lancar loh," sambung dia.

Baca juga: Warga Kesal, Calo Jual Tiket Penutupan Asian Games 2 Kali Harga Resmi

Penumpang shuttle bus Asian Games 2018 juga mengeluhkan ramainya penumpang, tapi armada bus sangat minim.

"Saya nunggu 20 menit cuma berdiri di sini saja. Saya cuma mau ke depan Hotel Mulia. Tapi, lama banget busnya," keluh Febri, salah satu pengunjung shuttle bus di depan pintu 6, GBK.

Ia berharap, jumlah armada shuttle bus ditambah untuk menghindari penumpukan penumpang menjelang penutupan Asian Games 2018.

"Tolong ditambah ya busnya. Ini sudah mau berakhir, pasti lebih banyak pengunjungnya," kata Febri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Megapolitan
Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com