Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Macetnya Parah di Depok, apalagi Margonda, Bikin Orang Cepat Tua..."

Kompas.com - 11/09/2018, 06:07 WIB
Cynthia Lova,
Icha Rastika

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Kemacetan yang terjadi di Depok sering kali dikeluhkan warga, terlebih pada pagi dan sore hari saat jam pulang kerja.

Macet seolah makanan sehari-hari bagi warga Depok, khususnya mereka yang melintas di kawasan Margonda.

Sepanjang Jalan Margonda Raya, ada sejumlah pusat perbelanjaan, rumah makan, apartemen, perumahan, dan stasiun yang menyumbang keramaian.

Pada Senin (10/9/2018), sejumlah angkot tampak ngetem di salah satu Mal kawasan Margonda.

Terlihat pula pengemudi ojek online yang penumpang di bahu-bahu jalan. Keberadaan mereka kerap menambah kemacetan.

“Macet parah sih kalau di Depok. Apalagi Margonda pada hari Sabtu dan Minggu, macetnya kacau sih bikin orang cepat tua,” ucap Aryo (21), salah satu mahasiswa di Jalan Margonda Raya, Depok.

Baca juga: Trotoar Jalan Margonda Sudah Berbulan-bulan Berlubang

Aryo selalu melintasi Margonda Raya ketika pulang ke rumahnya di Rawamangun, Jakarta Timur.

Untuk sampai ke Rawamangun dari Depok menggunakan mobil, ia menghabiskan waktu dua jam di jalan.

“Saya kan bawa mobil ya, kalau jumat saya biasanya pulang ke Jakarta. Nah, saya biasanya enggak gerak tuh di UI mau ke Lenteng. Kalau tiap hari begini sedih juga, tua di jalan saya yang ada,” ucap Aryo.

Selain Aryo , Kevin (37), warga Citayam, mengeluhkan hal yang sama. Ia lebih memilih untuk menggunakan transportasi lain dibandingkan mengendarai kendaraan sendiri menuju tempat kerjanya yang di Jakarta.

“Saya enggak lagi-lagi bawa kendaraan ke Jakarta, mending naik kereta sih cepat. Cuma akses mau keretanya saja macet banget. Saya mau masuk ke sana saja mau parkir motor ke dalam setengah jam mba,” ucap Kevin.

Ganjil-genap

Penerapan ganjil-genap di Depok pun menjadi hal ditunggu-tunggu oleh Kevin. Ia ingin tahu apakah sistem itu cukup efektif untuk mengatasi kemacetan di Depok.

“Di depok kan tidak sama, sama yang di Jakarta ya jadi kayanya agak sulit menatanya ya, tetapi kita lihat saja nanti ya bagaimana hasil setelah uji coba ini diterapkan,” ucap Kevin.

Keadaan Trotoar di Jalan Margonda, Depok, Kamis (9/8/2018).Kompas.com/Cynthia Lova Keadaan Trotoar di Jalan Margonda, Depok, Kamis (9/8/2018).
Menurut Kevin, alangkah baiknya pemerintah Depok menyiapkan solusi terbaik dengan menyiapkan transportasi massal alternatif seperti bus transjakarta atau bus gratis apabila ganjil genap diterapkan di Jalan Margonda.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com