Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Tua di Jalan Pariaman Dikosongkan, Penghuni Mencoba Bertahan

Kompas.com - 08/10/2018, 11:58 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah rumah tua di Jalan Pariaman Nomor 6, Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan, dikosongkan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Selatan Senin (8/10/2018) pagi.

Pasukan gabungan dari Satpol PP, Dinas Perindustrian dan Energi, hingga kepolisian berkumpul sejak pukul 08.30 WIB. Namun mereka tak langsung bergerak masuk sebab penghuninya masih bertahan di dalam rumah.

Pihak Pemkot Jakarta Selatan mencoba merayu penghuninya agar keluar. Di dalam, sebenarnya perabot sudah dikemas oleh penghuninya. Namun penghuni sempat meminta waktu sehari lagi.

Tak butuh waktu lama, penghuni akhirnya pasrah angkat kaki dan meminta agar Satpol PP mau membantu proses pindahan.

"Sudah-sudah enggak usah diliput, saya sudah damai kok siap keluar," kata perempuan penghuni rumah itu.

Baca juga: Pengosongan Rumah di Kompleks Tanah Kusir Ricuh, 2 Orang Terluka

Kepala Satpol PP Jakarta Selatan Ujang Harmawan menjelaskan rumah itu dikosongkan lantaran pemiliknya meminta hal itu ke Pemkot Jakarta Selatan.

"Pengosongan karena diminta oleh yang punya, yakni keluarga Pak Gito dengan tanah seluas 335 meter persegi atas nama istrinya Tuti Aini. Mereka beli dari Pak Effendi," kata Ujang di lokasi, Senin pagi.

Menurut Ujang, tanah atas nama Tuti Aini itu sudah dimiliki secara resmi dengan bukti sertifikat hak milik (SHM). Penghuninya memang sudah lama menempati rumah itu berdasarkan izin dari Effendi, pemilik sebelumnya. Namun penghuni dan keluarganya enggan angkat kaki setelah tanah dan bangunannya berpindah tangan.

Berbagai upaya dilakukan Gito dan Tuti Aini sejak memiliki lahan itu tahun 2014. Mereka sempat menawarkan uang kerahiman hingga meminta bantuan pengosongan ke Pemkot Jakarta Selatan.

"Dari keluarga penghuni ini sempat mengadakan gugatan di PTUN tahun 2017 tapi tetap dimenangkan Pak Gito," ujar Ujang.

Permohonan pengosongan diproses sejak 2015 mulai dari tingkat kelurahan, hingga ekspos ke Gubernur DKI. Setelah bantuan pengosongan disepakati, tiga surat peringatan dilayangkan kepada penghuni. Namun mereka tetap bertahan hingga 175 aparat gabungan pun mengosongkan secara paksa.

"Dalam penertiban ini tentunya arahan dari pimpinan pertama humanis, yang kedua tidak arogan, ketiga bagaimana kami mengakomodir perpindahan barang," kata Ujang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Megapolitan
Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Megapolitan
Longsor 'Teror' Warga New Anggrek 2, Was-was Mencengkram meski Tinggal di Perumahan Elite

Longsor "Teror" Warga New Anggrek 2, Was-was Mencengkram meski Tinggal di Perumahan Elite

Megapolitan
Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com