Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengalaman Berharga Para Volunter Asian Para Games 2018

Kompas.com - 10/10/2018, 15:23 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Para volunter Asian Para Games 2018 berasal dari latar belakang yang berbeda. Ada yang datang dari luar Jakarta, ada masih mahasiswa, ada juga karyawan swasta.

Namun mereka bersatu untuk mendukung penyelenggaraan Asian Para Games 2018 sekaligus mendapatkan pengalaman baru berinteraksi dengan para penyandang disabilitas.

Rizka Dwi (21), mahasiswa asal Bandung, Jawa Barat misalnya. Ia harus izin tidak kuliah seminggu dengan alasan bertugas sebagai volunter Asian Para Games 2018.

Ia mengatakan, kesempatan menjadi volunter pada momen seperti Asian Para Games mungkin tidak datang dua kali dalam hidupnya. Ia ingin memberikan kontribusi kepada negara sekaligus memeriahkan pesta olahraga penyandang disabilitas terbesar di Asia itu.

Baca juga: Rasa Syukur dan Lega Karisma Evi Setelah Raih Emas Asian Para Games

"Izin kuliah dulu karena saya bisa mengajukan surat dispensasi ke kampus. Saya pikir kapan lagi saya bisa berkontribusi untuk saudara-saudara kita yang penyandang disabilitas. Ini kesempatan terbaik menurut saya untuk membuktikan saya dan mereka itu sama," kata Rizka kepada Kompas.com, Rabu (10/10/2018).

Para volunter, kata Rizka, sebelum bertugas mendapatkan pelatihan terkait pelayanan kepada penyandang disabilitas. Hal itu justru membuat dirinya lebih bersyukur dan tidak mudah mengeluh.

"Jadi volunter bukan hanya kebanggaan, tapi juga membuat saya lebih bersyukur. Apalagi saat pelatihan kan kami bertemu dengan penyandang disabilitas, mendengar cerita atletnya juga. Saya jadi berpikir kalau mereka bisa, kenapa kita yang normal harus ngeluh," ujar dia.

Pendapat yang sama diungkapkan volunter asal Yogjakarta, Ahmad Rifai (24), terkait pilihannya menjadi volunter Asian Para Games 2018. Ia menilai, volunter adalah salah satu cara mendukung pesta olahraga penyandang disabilitas ekaligus mendapatkan banyak pelajaran hidup.

Selama menjadi volunter, Rifai mengaku berinteraksi dengan penyandang disabilitas. Misalnya, saat ia bertugas di salah satu arena pertandingan di GBK, ia melihat pengunjung yang memakai kursi roda mengalami kesulitan menaiki ramp.

Ia lalu bergegas membantu pengunjung tersebut. Menurut dia, pengalaman berinteraksi dengan penyandang disabilitas bisa membuatnya lebih bersyukur.

"Jadi volunter bukan hanya cari teman baru, pengalaman baru, tapi juga pelajaran hidup sih menurut saya. Sebelum menjadi volunter, saya jarang bertemu dengan penyandang disabilitas. Tapi di sini saya diwajibkan bisa berinteraksi dan memberikan pelayanan terbaik," kata Rifai.

"Berinteraksi dengan mereka adalah pengalaman tak terlupakan bagi saya. Gak masalah deh saya jauh-jauh dari Yogjakarta ke Jakarta, toh di sini saya lebih banyak belajar," tambah dia.

Volunter lainnya,  Fauzan (21) , merupakan seorang karyawan swasta. Fuazan mengaku bangga bisa berkontribusi sebagai volunter transportasi di Asian Para Games 2018. Setiap hari, ia harus memastikan para pengunjung GBK bisa mendapatkan pelayanan yang sama saat naik shuttle bus di kompleks GBK.

Baca juga: Sempatkan Nonton Pertandingan Asian Para Games, Jokowi Singgung Target Medali

"Semua punya hak yang sama untuk naik shuttle bus. Setiap hari ya saya harus memantau, ada gak yang kesulitan naik shuttle bus. Misalnya nih ada yang memakai kursi roda terus sulit naik ke bus, ya saya bantu," kata Fauzan.

Menurut dia, jadi volunter pada ajang Asian Para Games merupakan kesempatan langka karena ia jadi bisa berinteraksi dan membantu para penyandang disabilitas, sesuatu yang mungkin tidak dapat dilakukan setiap hari.

"Setiap hari kan gak mungkin ketemu penyandang disabilitas, tapi kalau di sini setiap hari kita harus melayani mereka. Bangga pasti. Senang juga bisa membantu mereka. Kita kan semuanya sama," ujar Fauzan.

Asian Para Games 2018 digelar pada 6-13 Oktober ini. Pesta olahraga ini diikuti sekitar 3.000 atlet dan ofisial dari 43 negara dengan melibatkan 8.000 relawan, 5.000 pekerja lapangan, dan diliput 800 media dari dalam dan luar negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com