Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DKI Bangun "Skybridge" Tanah Abang tetapi Belum Sepakati 5 Hal dengan PT KAI

Kompas.com - 13/11/2018, 09:02 WIB
Nursita Sari,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Ombudsman RI Perwakilan Jakarta Raya Teguh P Nugroho mengatakan, ada lima hal yang belum disepakati Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) dalam membangun jembatan penyeberangan multiguna atau skybridge di Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Hal itu diketahui setelah Ombudsman memanggil kedua pihak secara terpisah pekan lalu.

"Dari situ terbongkar sebetulnya memang belum ada kesepakatan terkait dengan lima isu," kata Teguh saat dihubungi, Senin (12/11/2018) malam.

Baca juga: Ketua DPRD DKI Ragukan Skybridge Diminati PKL Tanah Abang

Menurut Teguh, lima hal yang belum disepakati yakni arus (flow) penumpang, permasalahan aset, pintu penghubung skybridge menuju Stasiun Tanah Abang, sarana-prasarana pendukung skybridge, dan soal keamanan.

Lima hal itu harus dituntaskan terlebih dahulu agar pembangunan skybridge oleh PD Pembangunan Sarana Jaya benar-benar rampung.

Soal sarana prasarana misalnya, ada 446 kios yang ada di skybridge. Jika satu kios dijaga dua pedagang, berarti ada lebih dari 800 orang yang diperkirakan ada di skybridge.

Mereka tidak bisa menggunakan fasilitas toilet dan lainnya di Stasiun Tanah Abang. Karena itu, PT KAI meminta PD Pembangunan Sarana Jaya (BUMD DKI) membangun fasilitas pendukung itu di skybridge.

Contoh lain yakni soal penghubung skybridge ke stasiun. Rencananya ada 15 gate atau gerbang yang akan dibangun sebagai penghubung. Gate ini juga berkaitan dengan persoalan arus penumpang.

Sarana Jaya masih mendesain penentuan gate dan sarana prasarana pendukung yang akan dibangun.

"Nanti kan gate-nya ada 15, tinggal ditentukan gate mana saja, sebetulnya kalau desainnya sudah selesai, pelaksanaannya (pembangunan gate) tidak akan lama," kata Teguh.

Ombudsman Perwakilan Jakarta Raya, kata Teguh, rencananya akan memanggil kedua pihak pada Jumat mendatang.

Harapannya, Pemprov DKI dan PT KAI memiliki kesepakatan soal lima hal tersebut.

"Ini kan sama-sama untuk kepentingan publik. Kalau penumpang (dari stasiun) turun ke bawah (tidak melalui skybridge karena tidak nyambung), pedagang juga turun ke bawah, kan akan menghadapi kendala yang sama. Kami akan konsiliasi supaya ada kesepakatan di antara mereka," ucap Teguh.

Pengoperasian skybridge Tanah Abang beberapa kali molor. Jembatan itu mulanya ditargetkan rampung akhir Oktober, kemudian mundur ke pekan pertama November. Namun, pembangunan itu belum rampung hingga kini.

Baca juga: Pengerjaan Skybridge Tanah Abang Molor Lagi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com