Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diterpa Angin Kencang, Podium Stadion Mini Panongan Tangerang Ambruk

Kompas.com - 22/11/2018, 10:29 WIB
David Oliver Purba,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Podium Stadion Mini Panongan di Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang ambruk, Rabu (21/11/2018).

Bupati Kabupaten Tangerang Ahmad Zaki Iskandar mengatakan, robohnya stadion disebabkan angin kencang.

"Iya, masih tahap pembangunan karena angin kencang. Bukan bangunannya (roboh), hanya pelindung hujan dan matahari yang rusak," ujar Zaki melalui pesan singkat, Kamis (22/11/2018).

Baca juga: Hujan Deras dan Angin Kencang Rusak Puluhan Rumah dan Pasar di Magetan

Zaki mengatakan, stadion tersebut masih dalam tahap pembangunan. Sejak Rabu hingga Kamis pagi ini, pihak kontraktor telah melakukan perbaikan stadion.

Tidak ada korban jiwa maupun luka dalam kejadian itu.

"Masih urusan kontraktor sampai bulan Desember. (Korban) tidak ada," kata dia.  

Baca juga: Hujan Disertai Angin Kencang Akan Landa Jaksel dan Jaktim Hari Ini

Stadion Mini Panongan mulai dibangun pada 2017 dan ditargetkan selesai pada 2019.

Stadion ini merupakan satu dari tujuh stadion mini yang dibangun Pemerintah Kabupaten Tangerang di tujuh kecamatan di wilayah administrasi Kabupaten Tangerang.

Enam stadion lainnya berada di Kecamatan Pakuhaji, Kresek, Kelapa Dua, Pasar Kemis, Balaraja dan Tigaraksa.

Baca juga: Hujan Disertai Angin Kencang Akan Landa Jaksel dan Jaktim Sore Nanti

Tujuan pembangunan stadion guna menunjang kegiatan olahraga daerah setempat.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 

Stadion mini yang dibangun tahun 2017 itu diduga ambruk karena diterpa angin kencang. . "Kejadiannya sekitar jam 13.00 WIB, saat hujan deras disertai petir," ungkap Surya, Koordinator Olahraga Kecamatan (KOK) Panongan kepada TangerangNews.com melalui sambungan telepon seluler. Dikatakan Surya, stadion mini tersebut bahkan belum diserahterimakan kepada pihak Kecamatan Panongan dari Pemkab Tangerang. Sehingga belum digunakan sama sekali. . "Proses pembangunannya masih berlangsung, kalau podium sudah selesai dari tahun 2017. Sekarang sedang pembuatan drainase, pagar dan penanaman rumput," bebernya. Surya pun tidak bisa menjelaskan lebih lanjut penyebab ambruknya Stadion Mini tersebut, karena ia tidak memahami rincian dari program yang digaungkan Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar itu. . "Kalau dari sisi kontruksi sih kelihatannya bagus, namun saya tidak tahu speknya," tandasnya. #TN #Tngnews #Tangerangnews

Sebuah kiriman dibagikan oleh TangerangNews (@tangerangnewscom) pada 21 Nov 2018 jam 8:42 PST

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com